Awal Mei lalu, belum satu minggu keramaian Paskah Gereja Ortodoks Yunani berlalu. Begitu juga di Patmos. Patmos masih bernuansa hijau bersemi, waktu yang tepat bila tidak ingin merasakan cuaca yang terlalu panas di pulau kecil kawasan Laut Aegea tersebut. Bagi yang memiliki waktu berlimpah, menikmati pantai yang indah dapat menjadi alternatif wisata. Pada bulan-bulan tertentu seperti Agustus dan September, Patmos juga ramai dengan perayaan tradisi Gereja Ortodoks Yunani. Bila tertarik mempelajari sejarah Patmos tentu bisa saja berlama-lama lagi di pulau ini, karena terlalu banyak yang tercatat dalam sejarah tentang pulau ini. Catatan sejarahnya sungguh luar biasa menarik dari masa ke masa bahkan dalam hubungannya dengan Kesultanan Ottoman dan Perang Dunia.
Empat jam bagi empat belas orang seperti kami sudah lebih dari cukup untuk mengunjungi Holy Cave of The Apocalypse, Monastery of Saint John the Theologian, menikmati makanan yang lezat sembari dipersembahkan tarian lokal di sebuah tavern kecil yang sejuk alami.
Empat jam saja waktu kami di pulau itu karena kapal ferry telah menunggu kami untuk kembali menuju Kusadasi, Turki. Terbuai oleh keteduhan Laut Aegea menjelang senja, tiba kembali di Kusadasi, Turki. Perjalanan non-stop selanjutnya untuk bermalam di Izmir. Kurang dari beberapa jam saja sebelum penerbangan kami dari Izmir, Turki ke Athena, Yunani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H