Walaupun hanya berjarak kurang lebih 166 km dari Jakarta melalui jalan tol, Lembang (Jawa Barat) bukanlah daerah yang kerap saya kunjungi. Terutama untuk berakhir pekan, membayangkan perjalanan menuju Lembang atau Bandung saja sudah membuat saya malas. Tapi bagaimana jika ada waktu cuti yang cukup memadai sebelum akhir pekan ? Inilah momen yang pas bagi saya untuk sekadar retret melepas penat dari kesibukan rutin.
Maka begitulah, Kamis petang lalu (23/03), saya dan istri akhirnya tiba di Sandalwood Boutique Hotel (Lembang). Tidak ada preferensi apapun bagi kami untuk menetap semalam di Boutique Hotel tersebut selain tujuan sekadar retret, mampir ke pertapaan Karmel OCD dan turun ke Bandung serta selanjutnya yang kami pikirkan adalah Sabtu pagi (25/03) sudah harus tiba di Jakarta kembali.
Suasana sejuk Lembang dari petang kami tiba, malam, ketika bersantap malam nasi liwet sajian Savannah In Woodlands (café/resto milik Sandalwood), terlelap dalam kesejukan tanpa AC di kamar deluxe,hingga rasa malas menyerang untuk bangun menikmati sarapan pagi. Tapi apa boleh buat, harus segera berkemas, ditambah jam sarapan pagi hanya hingga Pukul 09.00 WIB. Sarapan pagi (24/03) yang nikmat ditambah ruang makan yang berada di lantai 2 (bangunan belakang dekat kolam renang) dengan pemandangan yang indah dari berbagai sudut ruang, setiap sudut ruang yang pada akhirnya saya ketahui langsung dari pemilik Sandalwood – Billy Mamola – pernah ia coba rasakan sendiri sebelum merampungkan bangunannya, sehingga ia sangat yakin itu sudut-sudut ruang terbaik untuk menikmati berbagai penjuru alam sekitar.
Pernah suatu ketika ada pejabat WHO (Badan Kesehatan Dunia) yang menginap dan berbincang-bincang dengan Billy tentang pohon-pohon pinus yang ditanam Billy itu. “Pohon pinus itu adalah sumber energi,” demikian Billy menjelaskan hal yang pernah diungkapkan pejabat WHO itu.
Dari masa kecilnya Billy memang sudah mengenal kuda, ditambah lagi dengan pengalaman masa kecil bersama ibu angkatnya, ia sering menonton film koboi di bioskop. Tidak mengherankan jika pada akhirnya ia memiliki dan memelihara kuda sendiri dan berkembang dengan usaha De’ Ranch yang dimilikinya.
Bagi dirinya, De’ Ranch dan Sandalwood ibarat hanyalah awal karirnya. Masih banyak yang ingin dipelajari dan dilakukannya selama diberikan anugerah kehidupan. Ia bercerita banyak dalam pertemuan kami itu. Cerita tentang masa kecilnya dan bagaimana dengan memelihara kuda, ia dapat memperoleh banyak ilmu kehidupan. Sebagian besar hidupnya dapat dikatakan belajar secara autodidak.
Saya termasuk penggemar program TV, Dog Whisperer with Cesar Milan yang disiarkan oleh jaringan Nat Geo. Cesar Milan adalah seorang Dog Behaviorist. Tapi, jika pembaca melihat program TV tersebut pembaca akan mengerti bahwa Cesar Milan justru lebih banyak memperhatikan, memahami dan memperbaiki perilaku manusia yang memelihara anjing.
Dengan memelihara kuda, Billy memiliki cerita yang hampir serupa tentang bagaimana akhirnya ia dapat lebih peka dan memahami sifat dan perilaku manusia.
Buktos (Bukti) kata Billy. Itulah yang sering juga dikatakan oleh orang tuanya ketika ia masih kecil dulu. Tanpa pembuktian dan hanya sekadar bicara belumlah cukup bagi dirinya. Jadi ketika bicara tentang kuda, maka Billy ingin membuktikan bahwa ia memang andal di bidangnya hingga memperoleh pengakuan sebagai Master of Indonesian Horsemanship. Pengakuan itu ia dapatkan setelah mencatatkan rekor MURI perjalanan berkuda terjauh selama 12 hari dengan segala tantangannya antara lain tidak boleh mengganti kuda selama perjalanan, selain persyaratan dasar bahwa yang menunggang kuda juga haruslah orang yang melatih dan memelihara kudanya.
Ada sisi menarik yang tampak perwujudannya, bagaimana Billy dan istrinya saling melengkapi. Sederhana saja. Sangat jelas menjelma dalam Sandalwood Boutique Hotel.
Inspirasi Billy yang tertuang dalam Sandalwood adalah terkait dengan tata letak bangunan, fisik bangunan serta kaitan dengan lingkungan alam sekitarnya. Intuisinya sangat kuat dan mendalam bagaimana menyelaraskan rumah/hotel/tempat tinggal dengan alam sekitarnya. Nila, sang istri dengan hobinya mengoleksi barang-barang dekoratif dan vintage mendapat ruang yang cukup untuk menyalurkan hobi koleksi dan dekornya tersebut dengan keberadaan Boutique Hotel.
Rasanya saya punya penilaian sangat positif tentang kekompakan dan saling melengkapi ini. Tidak heran kalau anak-anak mereka juga akhirnya menekuni bidang fashion dan perhotelan.
Begitu besar perhatian dan energi Billy dalam memelihara dan melatih kuda. Ia juga pernah membantu pihak kepolisian, dalam hal ini, untuk membantu melatih polisi agar dapat menunggang kuda dengan baik.
Ia juga menempatkan lima belas ekor kudanya di kawasan hutan Cikole untuk membantu mendeteksi bencana alam lebih awal. Tentang hal ini, ia pelajari secara autodidak bahwa kuda mempunyai kepekaan yang luar biasa untuk mengetahui tanda-tanda akan terjadinya bencana alam.
Kecintaannya pada alam sekitar juga terwujud dengan membuat tiga sumur resapan di kawasan Boutique Hotel. Sumur resapan itu sendiri sudah ia buat sejak tahun 90-an, sehingga air hujan benar-benar dapat berguna (tidak terbuang percuma). Belakangan ini Boutique Hotel juga menjadi base camp sementara bagi horseback SAR (search & rescue) yang dipimpinnya.
Tanpa terasa, waktu hampir dua jam berlalu. Saya harus melanjutkan perjalanan.
Sungguh ingat saya tentang cerita Billy kalau ia selalu tidur malam lebih awal karena ia ingin bangun pagi-pagi. Bangun pagi-pagi penuh semangat menuju hutan dan ranch untuk memberi makan kuda. “Mereka itu sangat tergantung kepada kita, karena kita yang memeliharanya,” demikian penjelasan Billy.
Kalau selesai urusan kuda di pagi hari, maka perut mulai terasa lapar, pulang ke rumah yang juga Boutique Hotel untuk sarapan pagi adalah sesuatu yang menambah nikmat. Ketika energi terpulihkan dengan sarapan pagi maka semangat baru untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya akan terbit. Dan saat makan siang pun tiba, istirahat sejenak atau tidur sebentar sebelum melanjutkan kerja hingga petang. Sebelum tidur malam, Billy juga memiliki hobi membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sungguh gaya hidup Billy Mamola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H