Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gedung PTPN XI Surabaya dalam Jurnal dan Foto Tempo Dulu

31 Juli 2016   11:29 Diperbarui: 31 Juli 2016   11:34 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung PTPN XI masa kini, www.ptpn11.co.id

Saya kagum dengan Kota Surabaya yang memiliki gedung-gedung bersejarah dan dilindungi sebagai cagar budaya. Walaupun belum sempat masuk ke salah satu gedung yang indah di Jalan Merak Surabaya (sekarang merupakan gedung kantor pusat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI), secara tidak sengaja beberapa waktu lalu ketika mempelajari tentang berdirinya Gereja Kepanjen Surabaya, saya menemukan sebuah situs online (http://colonialarchitecture.eu) yang antara lain menempatkan dua dokumen Belanda dalam bentuk pdf. Dokumen pertama adalah Buku Peringatan/Peresmian Kantor Baru Serikat Dagang Amsterdam (Handelsvereeniging Amsterdam (HVA)) di Jalan Komedienplein Surabaya Tahun 1925 (sekarang Jalan Merak) dan dokumen kedua adalah Jurnal Nederlandsch-Indië oud en nieuw tahun 1926.

Gedung PTPN XI masa kini, www.ptpn11.co.id
Gedung PTPN XI masa kini, www.ptpn11.co.id
Kedua dokumen tersebut membahas tentang Gedung Serikat Dagang Amsterdam yang baru di Jalan Komedienplein. Menurut dokumen-dokumen tersebut Gedung Serikat Dagang Amsterdam mulai dibangun tahun 1921 dan siap digunakan mulai 18 April 1925. Ide untuk membangun gedung baru ini sendiri dimulai tahun 1919 untuk memenuhi keperluan bisnis yang semakin berkembang. Kantor lama gedung serikat dagang sebelumnya berlokasi di jalan yang dulunya bernama Chineesche Voorstraat (beberapa sumber menyebut sekarang adalah Jalan Karet).

Sumber:Buku Peringatan/Peresmian Kantor Baru Serikat Dagang Amsterdam, www.colonialarchitecture.eu, gambar atas adalah masa betonisasi gedung dan bawah ketika atap mulai dipasang.
Sumber:Buku Peringatan/Peresmian Kantor Baru Serikat Dagang Amsterdam, www.colonialarchitecture.eu, gambar atas adalah masa betonisasi gedung dan bawah ketika atap mulai dipasang.
Berita dari situs online PTPN XI bulan Januari 2016 lalu menyebutkan bahwa Menteri BUMN ingin agar Gedung PTPN XI itu juga menjadi objek wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Gedung luar biasa yang sangat megah pada zamannya, kesan saya Surabaya memang ibarat metropolitan pada zaman itu dengan kemegahan gedung-gedungnya yang elegan.

Buku Peringatan/Peresmian Kantor Baru Serikat Dagang Amsterdam, www.colonialarchitecture.eu, tampak tengah/muka gedung tempo dulu masih young and fresh.
Buku Peringatan/Peresmian Kantor Baru Serikat Dagang Amsterdam, www.colonialarchitecture.eu, tampak tengah/muka gedung tempo dulu masih young and fresh.
Tampak ruang utama dalam gedung tempo dulu, sumber: Jurnal Nederlandsch-Indië oud en nieuw, www.colonialarchitecture.eu
Tampak ruang utama dalam gedung tempo dulu, sumber: Jurnal Nederlandsch-Indië oud en nieuw, www.colonialarchitecture.eu
Satu hal yang mengingatkan saya kembali tentang pentingnya menulis, mencatat atau membuat jurnal serta mempublikasikannya serta memelihara agar dokumen tersebut tidak punah seperti yang bangsa Belanda dan Eropa lakukan sehingga generasi mendatang tahu asal-usul dan sejarahnya. Pelajaran berharga yang mengingatkan saya bahwa tanpa menulis hari ini tidak mungkin ada sejarah yang dipelajari di masa yang akan datang. Mengingat kembali bahwa tanpa catatan yang kemudian diikuti dengan penemuan aksara, manusia berada dalam masa prasejarah.

Jurnal Nederlandsch-Indië oud en nieuw, sumber: www.colonialarchitecture.com
Jurnal Nederlandsch-Indië oud en nieuw, sumber: www.colonialarchitecture.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun