Gereja Kepanjen di Surabaya, resminya bernama Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria. Saya sempat mampir sebentar ke gereja ini awal Juni 2016 lalu. Bagian dalam gereja saat itu memang sedang direnovasi. Kesan pertama saya ketika mengunjungi gereja ini adalah memori tentang Kota Roma dengan empat basilikanya yang sangat indah dan bersejarah. Nama gereja yang mengambil nama Santa Maria itu sekilas mengingatkan saya akan Basilica di Santa Maria Maggiore (St. Mary Major). Patung Santo Petrus dan Santo Paulus di sisi kanan dan kiri pintu utama membawa memori tentang Basilika Santo Petrus, Basilika Santo Paulus dan juga Basilika Santo Yohanes Lateran (yang terakhir ini dikenal dengan sebutan induk segala gereja dalam tradisi Katolik).
Kesan pertama saya itu tentu saja manakala melihat bangunan gereja yang berdiri saat ini. Tapi kesan saya itu ternyata tidak demikian jika membaca sejarah Gereja Kepanjen ini apalagi melihat foto tempo dulu bangunan gereja yang awalnya justru berdiri bukan di Jalan Kepanjen. Bangunan awal gereja justru berdiri di Roomsche Kerkstraat (Jalan Gereja Katolik Roma) yang sekarang menurut berbagai sumber dikenal sebagai Jalan Cendrawasih, Surabaya. Kalau melihat foto bangunan awal gereja tersebut, kesan saya memang bangunan era kolonial Belanda yang menurut berbagai sumber adalah neo-gothic (yang sekarang berdiri pun sebenarnya begitu, hanya kesan saya saja yang entah mengapa jadi malah teringat empat basilika di Roma).
Situs wisata terbesar di dunia, Tripadvisor, hingga malam ini, menurut saya telah keliru menyebut nama gereja dengan menyebutnya sebagai Gereja Perawan Maria Tak Berdosa. Sepanjang penelusuran saya, banyak ulasan di situs wisata tersebut mengacu kepada Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya. Kekeliruan ini sangat mungkin terjadi karena di Jalan Punten No. 8, Kepanjen, Malang, Jawa Timur ada juga Gereja Katolik yang cukup tua usianya. Tapi itu di Kepanjen, Malang Selatan. Nama gereja di Kepanjen, Malang Selatan itu resminya adalah Gereja Katolik Paroki Maria Tak Bernoda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H