Kami ingin berlibur dan sekaligus bersantai tapi hanya short escape atau getaway saja istilahnya. Terlalu memaksakan diri dengan jadwal berlibur yang padat sudah dapat dipastikan justru kelelahan dapat menerpa. Apalagi masih ada acara penting yang harus kami hadiri di Makassar pada tanggal 6-7 Juni 2016 lalu.
Jadi begitulah akhirnya keputusan kami untuk sekadar getaway di Surabaya dan sekitarnya pada tanggal 4-5 Juni 2016 sebelum bertolak ke Makassar pada tanggal 6 Juni 2016 pagi. 4 Juni, hari Sabtu, dan memang malas kalau harus bangun pagi. Tapi sekitar pukul 06.00 WIB, kami sudah duduk manis di area Gate D Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta menanti penerbangan pukul 07.10 WIB menuju Bandara Juanda Sidoarjo Terminal 2. Pesawat tepat waktu. Seharusnya pukul 08.30 WIB, kendaraan berikut sopir yang kami pesan dua hari sebelumnya dari Okkarent sudah siap di Bandara. Tapi sesuai dugaan, kami harus menunggu sampai pukul 09.30 WIB karena perusahaan rental mobil tersebut sibuk mencari sopir pengganti begitu kami hubungi setiba di Bandara.
Tujuan kami pagi itu, seandainya kendaraan tersedia tepat waktu, adalah Taman Safari Prigen. Tapi apa daya, jadi lapar gara-gara menunggu kendaraan tiba di Bandara. Bertambah lapar karena kualitas mobil tidak begitu baik, walaupun Pak Totok sang sopir pengganti sangat baik melayani kami seharian itu. Jadi, saya bilang saja ke Pak Totok untuk menuju ke Surabaya dan mencari Lontong Balap Pak Gendut di Jl. Prof. Dr. Moestopo.
Satu setengah jam perjalanan kami tempuh dari Surabaya menuju Taman Safari Prigen. Pukul 13.45 WIB, kami sudah berada di loket pembayaran masuk Taman Safari. Dan memang tidak banyak waktu lagi, karena menurut informasi dari petugas di di loket pembayaran masuk, kalau kami hanya dapat berada di area Taman Safari hingga pukul 16.30 WIB dan setelah itu siap-siap harus keluar dari lokasi. Kunjungan yang singkat ? Ya, tapi kami puas dan kagum dengan Taman Safari Prigen ini. Kami pikir sepi pengunjung. Ternyata ramai.
Untung, untuk hari Minggu, saya menyewa mobil berikut sopir dari perusahaan rental mobil lain. Athayatrans, perusahaan rental mobil di Surabaya ini sangat sigap melayani permintaan penyewa. 180 derajat berbeda dari kualitas kendaraan yang kami dapat sehari sebelumnya dari Okkarent. Mobilnya sangat bersih dan bahan bakar sudah penuh. Pak Mat, sopir yang saya hubungi pagi-pagi untuk menjemput kami di hotel, ternyata sudah dipesan oleh manajemen Athayatrans untuk siap di hotel pukul 08.30 WIB, padahal saya minta dijemput pukul 09.00 WIB.
Kalau pada hari Sabtu, kami menuju selatan Surabaya (ke arah Malang) maka hari Minggu adalah 180 derajat arahnya dari hari Sabtu. Pak Mat sudah dipesan oleh perusahaan kalau kami mau mampir ke Bangkalan (Madura). Ngapain ke Bangkalan? Hahaha…betul juga ngapain ke Bangkalan? Kami memang belum pernah sampai ke Madura, dan yang penting juga kami mau mengunjungi Jembatan Suramadu itu. Pak Mat menanyakan kepada saya untuk memastikan lagi apa memang betul mau sampai Bangkalan? Jadi saya tanya balik kepada Pak Mat, apakah terlalu jauh untuk sampai ke Bangkalan kalau sudah berada di Jembatan Suramadu? Sudah dekat. Kalau begitu baiklah ke menuju ke Kota Bangkalan. Lalu mau apa ya? Pak Mat menawarkan makan nasi bebek Sinjay. Nah, akhirnya setelah makan nasi bebek Sinjay di Bangkalan, mengertilah kami mengapa Pak Mat berulangkali menyatakan bahwa Bangkalan itu identik dengan Nasi Bebek Sinjay. Hahaha…Pak Mat!
Hari Minggu pagi di Surabaya, saya yang terkagum-kagum dengan bangunan-bangunan tua bersejarah di Surabaya minta agar Pak Mat berkenan mengantar kami ke Gereja dulu untuk beribadah. Gereja yang kami kunjungi adalah bangunan Gereja Katolik tertua di Surabaya di Jalan Kepanjen. Gereja ini bernama Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria tapi lebih dikenal sebagai Gereja Kepanjen yang eksistensinya dapat ditelusuri balik hingga tahun 1820-an. Bangunan gereja ini sangat mengagumkan. Saat ini gereja sedang direnovasi. Jadi, umat sementara ini beribadah di seputar halaman gereja.