Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Negeri Ribuan Pulau, dari Pulau Rinca ke Pulau Kalong

1 Agustus 2015   21:14 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:46 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah bagian dari perjalanan kami ke timur Indonesia. Timur Indonesia ? Kawasan Timur Indonesia maksudnya ? Apa betul Pulau Rinca dan Pulau Kalong di Manggarai Barat – NTT itu masuk dalam kawasan timur Indonesia ? Eiiits…, ternyata ada yang protes…Flores – NTT termasuk Manggarai Barat di dalamnya itu masih wilayah tengahnya Indonesia loh. Waktunya juga waktu Indonesia bagian tengah (WITA).

Hahaha… rupanya memang sudut pandangku yang terlalu fokus pada sudut pandang ekonomi pembangunan dan cara pemerintah memandang daripada melihat dari sudut pandang persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia yang kerap membawa nama tersohor Wallace dan Weber serta akhirnya menempatkan Kepulauan Nusa Tenggara sebagai wilayah Indonesia Tengah. Atau juga jika melihat dari sudut pandang fisiografi wilayah laut Indonesia yang dapat dibagi menjadi tiga wilayah yaitu daerah Paparan Sunda yang terletak di bagian barat Indonesia, Paparan Sahul di bagian timur Indonesia serta zona transisi (meliputi perairan laut Sulawesi, Maluku, Banda dan Flores).

Ya sudah, tidak masalah dari mana kita mau memandang. Yang penting, 19 Juli 2015 lalu sampai juga kami ke Pulau Rinca yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

Loh Buaya (Teluk Buaya) adalah satu lokasi di Pulau Rinca yang memang melayani wisatawan yang ingin mengeksplorasi taman nasional itu.

Nah, Photo Session dulu ya.

Karena memang sampainya sudah agak sore, maka kami hanya mengambil rute short-trekking Loh Buaya. Rombongan kami saat itu dipandu oleh 2 orang ranger serta satu orang siswa sekolah pariwisata yang sedang praktek kerja di Loh Buaya.

Sebelum mulai berkeliling, Pak Xave (ranger yang menjadi leader untuk rombongan kami) memberikan pengarahan terlebih dahulu.

Baru beberapa saat kami mulai perjalanan, di dekat pemondokan para ranger terlihat anak komodo seperti foto di atas.

Tidak lama kemudian, tampak ini yang lebih besar. Kesannya sedang bermalas-malasan.

Menurut Pak Xave, bulan Juli adalah musim kawin komodo. Jadi banyak komodo lebih suka tinggal dalam sarangnya. Rombongan kami cukup beruntung karena dapat melihat tiga ekor komodo dalam short-trekking.

Nah, kalau melihat lubang-lubang seperti ini, hati-hati, karena seperti inilah sarang komodo tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun