Museum Keraton Kasepuhan juga tutup pada hari pertama puasa tersebut. Namun kami tetap dapat masuk ke area Keraton yang cukup luas tersebut dengan ditemani oleh Pak Nanang, pemandu yang dengan ramah tetap mendampingi serta memberikan penjelasan kepada kami tentang beberapa situs di area Keraton (kecuali museum yang tutup).
Â
Â
Dari bincang-bincang dengan Pak Nanang tentang sejarah keraton-keraton yang ada di Cirebon, kami sangat beruntung karena Pak Nanang menawarkan kepada kami untuk mengantar mengunjungi Keraton Kanoman. Mengapa sangat beruntung, karena Keraton yang satu ini akses masuknya sangat susah. Untuk mencapai area Keraton, kami harus menembus jalan keluar masuk kecil satu-satunya yang sangat ramai dengan para pedagang dan pengunjung Pasar Kanoman pagi menjelang siang itu, maklum Pak Nanang meyakinkan bahwa kendaraan kami pasti dapat keluar masuk jalan kecil tersebut, karena keluarga Keraton Kanoman toh juga keluar masuk kendaraannya lewat jalan kecil di Pasar Kanoman tersebut.
Efek multiplier jalan tol gratis itu mestinya baik juga untuk Hotel Santika Cirebon, tempat kami menginap semalam di Cirebon. Paling tidak itulah pendapat saya. Karena kebetulan sekali ada promo penjualan tiket online dari suatu situs web. Jadi ? Mengapa tidak ? Setelah beristirahat siang sebentar di Hotel Santika kami melanjutkan kunjungan ke pusat grosir batik Trusmi Cirebon. Saya suka dengan batik Trusmi ini, jadi ya tahu sendiri ujung-ujungnya.
Â
Tanggal 19 Juni pagi sekitar pukul 08.20 WIB kami check-out dari Hotel Santika dan menuju ke Kuningan. Jalan sangat lancar dan kami dapat mengunjungi obyek wisata Gedung Linggarjati serta Taman Purbakala Cipari, Kuningan yang buka secara normal pagi itu. Setelah beristirahat sebentar, sekitar pukul 13.10 WIB kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Dari Kuningan, kami langsung menuju pintu Tol Plumbon 4 (pkl. 13.22 WIB), lanjut ke pintu Tol Palimanan dan tercatat sekitar pukul 15.17 WIB kami sudah tiba di pintu Tol Cikarang Utama.