Dan untuk kesekian kalinya selama lebih dari 2000 tahun, mulai malam ini kisah sengsara tersebut dikenang kembali hingga pada puncak kemenangan pada hari Minggu nanti.
Inilah Yerusalem, dimana kisah sengsara itu terekam abadi.
[caption id="attachment_358746" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - Yerusalem"][/caption]
Makan malam/perjamuan terakhir menjadi begitu istimewa sekaligus semakin mendebarkan, tempat ini disebut coenaculum. Banyak bukti yang secara tradisi menguatkan memang di tempat tersebutlah makan malam terakhir itu terlaksana. Di bawah ruang itu sekarang, secara tradisi ditempatkan makam Raja Daud yang sangat dihormati.
[caption id="attachment_358747" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - salah satu sudut coenaculum, Old City Jerusalem"]
[caption id="attachment_358748" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - Makam Raja Daud menurut tradisi"]
Kisah kemudian mengalir ke sebuah taman, di taman ini Ia berdoa, Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Inilah Taman Getsemani di kaki bukit zaitun. Di tempat ini sekarang berdiri sebuah Gereja yang di dalamnya terdapat pelataran tempat dimana Ia dipercaya berdoa dalam ketakutan dan kesedihan-Nya, seperti mau mati rasanya. Gereja ini bernama Church of All Nations.
[caption id="attachment_358749" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - pemandangan tembok Yerusalem dari Taman Getsemani"]
[caption id="attachment_358750" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - bagian luar dari Church of All Nations yang dipenuhi oleh pohon zaitun"]
[caption id="attachment_358752" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - tampak depan atas Church of All Nations"]
[caption id="attachment_358753" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - pelataran yang secara tradisi dipercaya tempat Yesus berdoa di Getsemani"]
Dan benar saja, Ia pun ditangkap tak lama setelah itu dan dibawamenghadap Imam Besar, tak jauh dari tempat mahkamah agama itu, seorang murid-Nya yang kemudian menjadi penerus yang Ia percaya untuk memimpin dan melanjutkan karya-Nya kemudian menyangkal-Nya. Tempat ini sekarang adalah Church of Saint Peter in Gallicantu. Gallicantuberarti kokok ayam. Kisah ini begitu akrab . Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. Dan sang murid pun menangis tersedu-sedu.
[caption id="attachment_358754" align="aligncenter" width="304" caption="dokpri - pintu masuk Gereja Gallicantu"]
[caption id="attachment_358755" align="aligncenter" width="540" caption="dokpri - salah satu interior Gereja Gallicantu. Gereja ini dipercaya sebagai lokasi kediaman Imam Besar Kayafas"]
[caption id="attachment_358760" align="aligncenter" width="480" caption="dokpri - salah satu sudut lain dalam Gereja Saint Peter in Gallicantu"]
[caption id="attachment_358761" align="aligncenter" width="405" caption="dokpri - tugu peringatan sang murid yang menyangkal tiga kali"]
Bahkan seorang pejabat kekaisaran Romawi tak menemukan kesalahan apapun pada diri-Nya. Namun imam-iman kepala terus menghasut orang banyak. Inilah tempat yang menurut tradisi adalah lokasi Gabbatha atau Lithostrotos, tempat di mana pengadilan itu dilakukan oleh sang pejabat. “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini.” Demikian katanya kepada imam-imam kepala dan orang banyak itu.
[caption id="attachment_358763" align="aligncenter" width="506" caption="dokpri- salah satu sudut yang secara tradisi merupakan bagian dari Gabbatha"]
Tapi memang semuanya harus terjadi dan inilah salah satu bagian jalan yang pernah Ia lalui ketika memanggul salib menuju Golgota atau Calvary alias tempat tengkorak. Via Dolorosa, jalan kesengsaraan, jalan penderitaan.
[caption id="attachment_358765" align="aligncenter" width="600" caption="dokpri - Sebagian Via Dolorosa kini..."]
Sulit membayangkan situasinya dulu, karena banyak situs telah dikuduskan dan dibangun sedemikian rupa untuk mengenang-Nya, inilah kompleks yang disebut Holy Sepulchre, atau Gereja Makam Kudus. Untuk memudahkan gambaran, mungkin bagan dari Wikipedia ini dapat membantu tentang kemungkinan situasinya dulu. Di kompleks Gereja Makam Kudus itulah peristiwa penyaliban itu terjadi dan tidak jauh dari lokasi penyaliban ada sebuah makam.
[caption id="attachment_358767" align="aligncenter" width="354" caption="dokpri - bagian atas Gereja Makam Kudus yang juga dikitari oleh perkampungan Etiopia"]
[caption id="attachment_358769" align="aligncenter" width="540" caption="dokpri - salah satu sudut Gereja Makam Kudus"]
[caption id="attachment_358770" align="aligncenter" width="540" caption="dokpri - Bagian Gereja Makam Kudus yang dipercaya adalah tempat penyaliban"]
[caption id="attachment_358771" align="aligncenter" width="480" caption="en.wikipedia.org- skema Gereja Makam Kudus"]
Makam itu sudah kosong.Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu. Dan tiba-tiba dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan dan berkata:”Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati ?”
[caption id="attachment_358772" align="aligncenter" width="405" caption="dokpri - Makam Yesus"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H