Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Festival Kue Bulan: Zhong Qiu Jie Kuai Le !

6 September 2014   05:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:29 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_322505" align="aligncenter" width="540" caption="greatwallvacation.com - Chang E"][/caption]

Sejak seminggu lalu bisnis restoran, hotel dan outlet toko kue mungkin ada yang mengambil kesempatan dari festival kue bulan ini. Biasanya pesanan dalam jumlah besar oleh perusahaan untuk keperluan hubungan bisnis dengan pelanggan bisa dengan mudah diperoleh menjelang festival kue bulan. Begitu juga bagi toko-toko kue yang menjual secara ritel, festival kue bulan menjadi momen yang baik untuk menonjolkan kreativitas yang semakin berkembang dalam memasarkan produk kue bulan.

[caption id="attachment_322504" align="aligncenter" width="540" caption="peopledaily.cn"]

1409928974961984543
1409928974961984543
[/caption]

Di Tiongkok, memang, tanggal 6 hingga 8 September 2014 adalah saat dimana festival kue bulan berlangsung. Puncaknya sendiri adalah pada tanggal 8 September. Secara tradisi, festival kue bulan atau mid-autumn festival atau moon festival atau zhong qiu jie, jatuh pada hari ke-15 bulan ke-8 menurut penanggalan lunar Tiongkok. Festival ini merupakan festival kedua yang terbesar setelah tahun baru atau yang kita kenal di Indonesia sebagai tahun baru Imlek. Pada puncak festival atau perayaan,biasanya itulah saat di mana bulan purnama, bulat dan penuh, bersinar cemerlang.

Di beberapa negara di asia seperti Tiongkok dan Taiwan misalnya, pasti ada hari libur nasional sehubungan dengan perayaan ini. Di Taiwan tahun ini libur jatuh pada puncak perayaan tanggal 8 September. Di Hong Kong yang merupakan bagian dari Tiongkok libur jatuh pada tanggal 9 September. Memang demikian menurut kebiasaan di Hong Kong, biasanya hari libur justru tidak jatuh pada hari perayaan. Di Tiongkok sendiri libur satu hari sehubungan dengan festival ini biasanya mengambil waktu akhir pekan dan perayaan biasanya ditambah dua hari hingga menjadi tiga hari (termasuk hari puncak perayaannya).

Menurut tradisi, festival ini berawal dari perayaan yang disertai persembahan kepada dewi bulan. Berabad-abad silam masyarakat pertanian di Tiongkok mengamati pergerakan bulan untuk memahami pergantian musim dan menentukan waktu bercocok-tanam. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada bulan dan merayakan panen, mereka membuat persembahan kepada bulan pada pertengahan musim gugur (mid-autumn), kebiasaan tersebut bisa dilacak mundur hingga sekitar 1.000 tahun sebelum masehi pada masa Dinasti Zhou berkuasa.

Berbagai legenda yang menyertai perayaan ini juga turut mewarnai semaraknya perayaan. Legenda yang paling terkenal adalah tentang Chang E yang karena begitu besar cintanya kepada sang suami, rela mengorbankan diri untuk meminum ramuan yang sangat berharga milik suaminya yang hendak dicuri oleh pegawai istana yang tamak. Ramuan ajaib itu membuat tubuh Chang E menjadi sangat ringan dan melayang. Selagi mengkhawatirkan suaminya, ia mendapatkan dirinya telah berada di bulan. Suaminya yang bernama Hou Yi sangat sedih mengetahui apa yang terjadi. Untuk mengenang istri yang dicintainya Hou Yi membangun altar persembahan untuk istrinya. Inilah yang dipercaya awal masyarakat Tiongkok mulai memberikan persembahan kepada dewi bulan yang antara lain adalah kue bulan.

Kue bulan memang akhirnya menjadi sajian yang sangat spesial dalam festival ini. Itulah mengapa festival kue bulan atau moon cake festival menjadi populer untuk menyebut festival pertengahan musim gugur ini. Indonesia memiliki masyarakat dengan bermacam-macam latar belakang budaya. Bersyukur, di negeri yang kita cintai ini festival kue bulan juga ada dan masih lestari. Sepuluh tahun belakangan aspek komersial kue bulan semakin terasa lebih dari sekadar tradisi. Untuk mempertahankan hubungan baik dengan relasi bisnis, tidak sedikit perusahaan yang memanfaatkan momen festival, sebagaimana kebiasaan memberikan parcel/bingkisan pada hari-hari besar kepada relasi bisnis. Masih banyak juga sebagian masyarakat Indonesia yang mempertahankan tradisi ini, sehingga kue bulan adalah sesuatu yang lazim disajikan di rumah selama festival/perayaan ini.

Di Tiongkok, karena festival ini begitu singkat (dibanding tahun baru Imlek) memang kebanyakan orang lebih senang menikmati perayaan di rumah saja, namun ada juga yang keluar bepergian ke lokasi-lokasi populer dimana keindahan bulan purnama dapat dinikmati. Kalau dulu kue bulan memegang arti sangat penting untuk persembahan kepada dewi bulan, maka kini kue bulan sudah sangat berkembang, baik dalam hal arti, bentuk dan rasa. Kue ini merupakan simbol persatuan dan hubungan erat dalam keluarga. Makan kue bulan di bawah terang bulan purnama sungguh mengingatkan akan keluarga dan sahabat yang dikasihi. Saat ini, orang banyak memberikan bingkisan kue bulan kepada keluarga, sahabat dan para relasi untuk mengungkapkan bahwa mereka mendoakan agar keluarga, sahabat dan para relasi mendapat berkat umur yang panjang disertai hidup yang bahagia.

Zhong Qiu Jie Kuai Le !


Istriku, mari, biarlah kuiris sepotong kue bulan untukmu
Sepotong kue bulan yang biasa kita bagi untuk bertiga
Kita nikmati bersama sang putra semata wayang
Menatap bulan purnama
Mengunyah, mengulum, menelan nikmat irisan kecil kue bulan
Mari, minumlah teh hangat itu, wangi beraroma sungguh nikmat rasanya
Mari puaskan terawang ke bulan yang indah itu
Satu putaran pertengahan musim gugur lagi
Dan mungkin pencakar-pencakar langit itu akan selesai dibangun
Menutup kesempatan kita memandang indahnya bulan purnama dari tempat ini
Oh ya, biarlah kuhabiskan seiris kecil lagi kue itu
Tadi ia sudah menelpon, kangen padamu, kangen padaku tapi belum sempat pulang
Dari tempatnya, ia memandang bulan purnama yang indah
Bulan purnama yang sama, yang kita tatap saat ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun