Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

“Last Supper” Unik dari Betlehem

6 September 2014   07:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:29 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada toko souvenir yang cukup ramai dikunjungi wisatawan di Betlehem. Pemandu wisata sangat senang membawa wisatawan ke toko souvenir tersebut. Pagi-pagi sebelum berangkat menuju Yerusalem, kami terlebih dahulu mengunjungi toko souvenir tersebut. Tampaknya rombongan kami yang tiba pagi itu adalah rombongan yang pertama tiba. Sambutan yang diberikan sangat baik dan hal pertama yang dilakukan oleh pengelola toko adalah membawa rombongan kami berkumpul untuk melihat hasil kerajinan tangan dari kayu pohon zaitun yang sangat indah. Begitu juga dengan rombongan kedua yang masuk toko setelah kami, hal yang sama dilakukan oleh pengelola toko.

[caption id="attachment_322519" align="aligncenter" width="600" caption="Dokumen Pribadi - Last Supper versi Triclinium, Betlehem"][/caption]

Leonardo da Vinci, manusia paling jenius di dunia yang dikenal hingga saat ini memang luar biasa sekali dengan lukisan mahakaryanya “Jamuan Terakhir” atau “Last Supper”. Dan pengarang novel terkenal yang bernama Dan Brown memang jeli dalam mengeksploitasi lukisan “Last Supper” dalam novel terkenalnya “The Da Vinci Code”.

[caption id="attachment_322521" align="aligncenter" width="600" caption="http://www.haltadefinizione.com/ in collaboration with the Italian ministry of culture - Last Supper, Leonardo da Vinci"]

14099394021328377958
14099394021328377958
[/caption]

Tapi apa yang kami saksikan di toko souvenir pagi itu memang unik dan lain daripada yang sudah biasa kami lihat sebelumnya. Sebuah kerajinan tangan dari kayu pohon zaitun yang mengambil kisah perjamuan terakhir yang terkenal itu. “Last Supper” ini unik karena setting yang kami temukan adalah setting triclinium. Menurut keterangan dari pengelola toko dan pemandu wisata, setting seperti inilah yang dipercaya paling akurat menggambarkan tradisi yang ada pada zaman Yesus dan murid-muridnya itu. Memang sulit membayangkan begitu saja kalau hanya membaca dari kisah yang ada pada keempat Injil. Kalau saja pada zaman itu sudah ada kamera atau handycam bahkan tongsis sekalipun tentu kita tidak akan mengira-ngira lagi bagaimana setting sebenarnya dari perjamuan terakhir itu, siapa duduk di mana dan siapa duduk di sebelah siapa. Bahkan tentang siapa yang duduk di sebelah Yesus selama perjamuan terakhir menjadi hal yang begitu menarik saat ini. Dalam kisah lain, pernah para murid bertengkar gara-gara Yakobus dan Yohanes yang murid Yesus itu mendekati Yesus dan memohon agar yang satu duduk di sebelah kanan dan yang satu lagi duduk di sebelah kiri Yesus kelak dalam kemuliaan yang akan diperoleh Yesus. Haa…untung saja Yesus dapat melerai dan menyudahi pertengkaran itu. Jadi sekarang pun tak perlu kita bertengkar kalau Leonardo da Vinci melukiskan “Last Supper” yang sangat terkenal itu seperti itu. Sementara di Westminster Abbey, London kita akan menemukan potret lain lagi tentang setting perjamuan terakhir itu.

[caption id="attachment_322522" align="aligncenter" width="600" caption="bbc.co.uk - Last Supper, Westminster Abbey - London"]

1409939472405739005
1409939472405739005
[/caption]

Setting triclinium sendiri merupakan setting ruang makan dengan mejanya yang berbentuk “u” yang lazim pada zaman romawi kuno dan diperkirakan mempengaruhi kebudayaan Yahudi pada waktu itu. Sesuai tradisi maka tuan rumah yang menjamu biasanya didampingi oleh dua orang di kiri dan kanannya, kalau melihat kepada potret maka posisinya akan berada pada sisi kiri pandangan mata kita (kanan kalau dari sudut pandang gambarnya). Dari sudut pandang gambar, maka semakin ke kiri semakin tak terlalu pentinglah tamu undangan tersebut (berarti sisi kanan mata kita memandang). Baik dalam karya Leonardo Da Vinci, atau potret di Westminster Abbey dan triclinium kayu zaitun Betlehem itu sebenarnya hanya ada empat subyek saja yang paling banyak dibahas dalam kisah Injil tentang perjamuan terakhir yaitu: Yesus sebagai sentralnya, Yohanes murid yang paling dikasihi Yesus, Petrus dan Yudas Iskariot. Dalam lukisan “Last Supper” Da Vinci, Dan Brown membawa wacana bahwa Yohanes dalam lukisan tersebut sesungguhnya adalah Maria Magdalena.

Memang sungguh menarik kisah perjamuan terakhir tersebut dan tradisi triclinium juga menunjukkan empat subyek yang paling banyak dibahas dalam kisah Injil tentang perjamuan terakhir (tidak termasuk wacana Dan Brown tentang Maria Magdalena tentunya). Nah apakah ada yang tahu, di manakah Yesus, Yohanes, Petrus dan Yudas Iskariot duduk dalam setting triclinium tersebut ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun