Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tribute untuk Teater Koma dan Republik Cangik

15 Desember 2014   02:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang belum lama terlewatkan dalam event seni budaya pertengahan November lalu adalah penampilan Teater Koma dalam produksinya yang ke-136. Meminjam ungkapan yang disampaikan oleh Renitasari Adrian, program director Bakti Budaya Djarum Foundation, penampilan tersebut sejatinya adalah proses kreatif tiada henti. Kreatifitas yang tak pernah berakhir dari Teater Koma dari sejak berdirinya pada tahun 1977.

dokumen pribadi : Republik Cangik, 13 November 2014

Sesuai dengan pesan rekan Kompasianer Tasch Taufan yang saya kagumi dan setujui pendapatnya bahwa teater itu baik untuk komunikasi. Demikian juga dari sekian banyak penampilan Teater Koma yang pernah saya saksikan, sungguh rekaman fenomena sosial dan bidang kehidupan lainnya diinternalisasi sedemikan rupa dan kemudian diproses secara kreatif dan kemudian diproduksi sedemikan rupa dalam bentuk komunikasi teater yang apik dan menarik sekaligus tidak pernah membosankan.

Dari tanggal 13 – 22 November 2014 lalu di Gedung Kesenian Jakarta misalnya, dengan mengangkat karya yang berjudul “Republik Cangik” kembali Teater Koma menghasilkan kreatifitasnya dalam mengemas peristiwa sosial politik yang tiada taranya dalam sejarah RI menjalankan proses demokrasinya. Terutama pembaca Kompasiana hingga Desember 2014 ini mungkin masih memperhatikan dengan baik bagaimana tren artikel di kanal politik yang dalam beberapa kesempatan sering mendapat tanggapan ini dan itu dalam bahasa sederhananya: “kok belum bisa “move on ?”.

Sesuatu yang cukup membesarkan hati melihat update status Teater Koma pada Blackberry Messenger, tanggal 19 November 2014 bahwa tiket pertunjukan di Gedung Kesenian Jakarta sudah “sold out” untuk pertunjukan hingga tanggal 22 November 2014.

Republik Cangik mengisahkan tentang negeri Suranesia yang mengalami kedukaan akibat mangkatnya Maharaja Surasena. Mangkatnya Maharaja menyebabkan Cangik, emban kesayangan Maharaja menjadi pusing karena tiga anak Maharaja tak satupun berminat meneruskan tampuk kepemimpinan di Suranesia. Dengan dibantu Limbuk, putri Cangik yang selalu mencari calon suami, diadakanlah sayembara pemilihan Maharaja Suranesia. Enam calon muncul. Semua tampak sama kuat dan pantas untuk menduduki singgasana. Agar menjadi proses pemilihan yang fair Cangik dan Limbuk juga mengundang tokoh-tokoh besar dari berbagai penjuru dunia wayang untuk menjadi juri. Penonton pertunjukan ini tentu akan dapat menyimpulkan sendiri fenomena sosial politik mana yang digarap oleh Teater Koma. Yang sangat menonjol dari proses kreatif Teater Koma dalam penyelesaian kisah “Republik Cangik” ini adalah penyelesaian yang lebih “move on” dan sangat menghibur.

Siapa Cangik dan Limbuk?

Kompasianer Bidan Romana Tari (www.kompasiana.com/bidancare) pernah membahasnya dalam artikel yang berjudul: “Potret Kehidupan Versi Wayang “Kisah Cangik Dan Limbuk”.

Republik Cangik yang merupakan produksi ke-136 Teater Koma ini merupakan karya dan disutradarai oleh N. Riantiarno yang memang “bapak”-nya Teater Koma. Singkat kata kepada para pemain, pemusik, aransemen musik, penata gerak, penata suara dan akustik, manajer panggung, penata busana, rias dan rambut, skenografi, penata musik dan cahaya, konsultan artistik dan semua pekerja yang terlibat dalam produksi ke-136 Teater Koma ini: Hebat ! Tribute untuk Teater Koma dan Republik Cangik.

14185612321665107192
14185612321665107192
dokumen pribadi : Teater Koma, kreatifitas yang tak pernah berakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun