Mohon tunggu...
Andra Satria
Andra Satria Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi Tulak Bala, Salah Satu Kekayaan Budaya Daerah Solok

30 Juni 2024   08:15 Diperbarui: 30 Juni 2024   12:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Minangkabau mengenal istilah tradisi Tolak Bala dengan sebutan Bakaua. Bakaua adalah sebuah tradisi berkenanaan dengan pertanian yang terdapat dibeberapa daerah di Minangkabau.

Tradisi ini yaitunya samacam ritual tolak bala yang dilakukan sebelum atau bersamaan dengan kegiatan turun kesawah atau proses awal mengerjakan sawah.

Masyarakat percaya akan melindungi mereka dari segala marabahaya dan bancana. Saat ini, tradisi bakaua perlahan mulai hilang di tengah masyarakat, Beberapa daerah yang masih melakukan tradisi bakaua seperti daerah Solok, Sijunjung, dan Tanah Datar.

Mengenal Pelaksanaanya 

Dilansir dari sumber Oktaria (2021),bahwa ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Solok,Rusli Sulaiman mengatakan bahwasannya tulak bala merupakan tradisi turun-temurun yang masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat dan secara rutin dilakukan tiap tahunnya.

Acara ini biasanya dipimpin oleh "orang siak" atau pemukaan keagamaan yang ada dinagari. Orang siak yang dipilih yaitunya yang melalui kesepakatan bersama. Tugasnya adalah memimpin warga berdoa kepada allah agar tanaman padi dapat tumbuh subur serta agar masyarakat dapat hidup rukun dan damai terhindar dari bala bencana.

Pakaian yang dikenakan peserta disesuaikan dengan tempat pelaksanaanya. Pada acara bakaua ketek yang tempat pelaksanaannya berada dilokasi kegiatan,maka pakaian kaum laki -- laki ikut dalam acara bakaua memakai pakaian kerja biasa, sedangkan orang siaknya tetap memakai pakaian keagamaan, baik dalam acara bakaua ketek maupun acara bakaua gadang. 

Sementara itu, dalam acara bakaua gadang pakaian bagi kaum laki -- laki disesuaikan dengan status sosialnya  ditengah -- tengah masyarakat, sekiranya dia seorang penghulu maka pakaiannya haruslah pakaian penghulu, bagi kaum perempuan, terutama ipa bisan, tetap memakai baju kuruang basiba berwarna hitam.

Dalam pelaksanaannya, tradisi tulak bala ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh kekhusyukan. Para peserta membentuk barisan mengelilingi sawah, sambil membaca tasbih untuk mengagungkan nama Allah dan mengumandangkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa momen selama ritual, mereka berhenti sejenak untuk berdoa. Suara teriakan riang juga terdengar di antara peserta, menciptakan suasana yang begitu meriah.

Selesai berjalan keliling sawah, ritual tulak bala biasanya diakhiri dengan makan bersama di sebuah gazebo. Gazebo ini biasanya menjadi tempat beristirahat dan menjadi tempat berkumpulnya para petani saat mengolah sawah mereka. Aneka hidangan disediakan dengan menu santap makanan khas Solok.

 Tidak lupa nasi yang diolah dari bareh Solok atau beras Solok yang terkenal itu juga terhidangkan. " Semoga sawah Solok ini terus memberikan penghidupan kepada kita semua," demikian doa yang terucap dari pemimpin doa yang disambut " Amiiinnnn" oleh peserta yang hadir ( Kumuro, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun