Mohon tunggu...
Andra Fembriarto
Andra Fembriarto Mohon Tunggu... -

Gua Andra Fembriarto. Penikmat hidup. Penggiat kebahagiaan. Pembuat film. Tenggelam dalam musik. Makan layak, hidup layak. Amarana.\r\nAyo kita bagi-bagi cerita yang kita dapat dari berjalan-jalan! Yuk!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penggalan Loro Blonyo 1: Sri dan Sadono - Pancasila

3 Juni 2011   13:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke denger dulu yah," Sadono mulai memasang pose kuda-kuda filosofinya, "menurut gw, Pancasila dimulai dengan sila Ketuhananan Yang Maha Esa karena yah itulah sumber dari segalanya. Dari hidup, dari alam semesta, Tuhan. Dan tiada yang lebih mendasar dari itu, makanya itu yang paling penting. Tuhan di atas segalanya! Bukan agama, bukan sekte, tapi Tuhan!"

"Jadi ga berlaku dong buat yang Atheis?"

"Oh, tunggu! Sebagai orang Atheis belum berarti lo ga bisa menikmati karya alam semesta kan. Mereka pun juga punya... sense of wonder dan amazement kok pada...." Sadono menunjuk lingkungan sekitarnya, "ini semua. Maka dari itu hal yang paling mendasar bagi orang atheis pun adalah... hidup. Atau di kita orang beragama, Tuhan. Jadi... kebebasan kita menghargai dan mensyukuri hal mendasar ini haruslah terjamin karena apakah kita tanpa Tuhan? Benar?"

Sri mengangguk, menjadi lebih penasaran.

"Sila kedua," lanjut Sadono, "menunjuk pada hakikat kita sebagai manusia, ciptaan Tuhan. Bahwa semua orang sama rata dan bertujuan mencari kebahagiaan atau kedamaian. Sebab apa gunanya hidup dalam penuh tekanan, toh bukankah kita menjadi manusia yang optimal saat kita sudah menemukan... kedamaian dalam diri kita sendiri."

"Find your centre," Sri menambahkan sambil memperagakan tangan Buddha.

Sadono mengangguk dan mengikuti gerakan tangan Sri, "Yah gitu... seharusnya negara tujuan puncaknya adalah menjamin kebahagiaan dan persamaan hak setiap warga negara. Tapi sayangnya kita semua lupa... dan seringkali... no, bahkan setiap kali lebih mengutamakan-"

Sri cepat menangkap arah pembicaraan Sadono dan langsung menambahkan, "Persatuan Indonesia!"

"Naaah! Betul! Untuk apa suatu negara bersatu jika hal itu malah membuat warganya tidak bahagia?"

"Oh my God..." Sri menjawab, "gw ga pernah ngeliatnya dari sisi itu, Don." Sri merinding.

"Lo ngerti kan maksud gw?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun