Mohon tunggu...
Andra Donatta
Andra Donatta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria kelahiran Semarang yang menjadi trainer - Motivator - entrepreneur - writer ini memiliki prinsip hidup “Winning doesn’t always mean being first than other, but winning means I am doing better than I’ve done before” Berawal dari aktivitasnya sebagai moderator di kampus, penyiar radio, mc, host dan news presenter di stasiun TV , beliau sudah memiliki jam terbang berbicara di depan umum lebih dari 10 tahun. Trainer muda ini memiliki pembawaan yang Energik dan humoris namun bersahaja dan karismatik. Kekuatan beliau mampu membuat orang tertawa terbahak bahak dan sekaligus membuat orang menangis tersentuh dengan kemampuan Theatrical Gesture nya yang sangat ekspresif yang dimilikinya. Saat ini ia memutuskan untuk menjadi trainer dan motivator profesional di Kubik Training and Consultancy yang menangani klien corporate maupun klien non profit lainnya. Andra menjadi satu satunya trainer termuda di Kubik Training dan saat ini selain sebagai trainer Internal Kubik, beliau juga diminta untuk bergabung di manajemen Kubik sebagai Head of Kubik Training Academy. Beliau bertanggung jawab dari perekrutan, pengembangan dan career path seluruh trainer dan fasilitator Kubik baik internal maupun Associate. Info lebih lanjut klik www.andradonatta.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Happy Listening | @andradonatta

2 Oktober 2012   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:22 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seringkali kita terkagum kagum dengan kepintaran dan kecerdasan seseorang yang ditunjukkan dari cara bicaranya. Mereka mampu menyampaikan banyak hal baik di tv, radio atau media massa lainnya dengan kemampuan komunikasinya yang luar biasa. Banyak juga diantara mereka yang mampu menghipnotis audience nya dengan kalimat kalimat yang mengandung makna yang dalam. Mereka memiliki kemampuan dan kehebatannya untuk berbicara dan menyampaikan apa yang ada di dalam benaknya.

Bagi sebagian orang hal tersebut membuat mereka minder. Mereka merasa tidak memiliki kecerdasan dan kehebatan yang sama dengan orang orang yang pandai berbicara. Alasan yang sering muncul beragam, namun sebagian besar mengatakan saya tidak pandai bicara, saya tidak sehebat mereka, dll.

Suatu ketika, saya bertemu dengan seorang sahabat dan dia tidak bersedia untuk disebutkan namanya. Dia termasuk orang yang pendiam dan tidak terlalu menonjol. Sehari harinya dia jarang bicara dan lebih sering menulis. Namun yang saya kagumi dari beliau adalah saat beliau menyempatkan dirinya untuk berbincang bincang dengan saya. Dari apa yang disampaikannya, saya kaget bahwa beliau memiliki wawasan yang luar biasa. Bahkan saya merasa beliau lebih cerdas dan pandai dari saya melalui apa yang disampaikannya. Kecerdasannya dituangkan dalam tulisan tulisannya yang dibaca oleh ribuan orang baik di website maupun di media massa lainnya. Lalu saya bertanya kepada beliau, bagaimana anda bisa memiliki wawasan sebanyak itu? Jawaban beliau sangat tidak terduga duga.

Beliau mengatakan bahwa justru seseorang akan banyak belajar bukan saat dia bicara namun saat dia mendengar. Dengan aktif mendengarkan saya justru banyak mendapat masukan dan input akan hal hal yang tidak saya ketahui sebelumnya. Dengan mendengar saya mengetahui hal hal yang dipirkan orang lain. Bahkan hanya dengan diam dan mendengar saja, banyak orang bersedia membantu saya dengan sukarela.

Saudaraku, terkadang saat banyak orang bicara untuk saling bersaing kepintaran, ada saatnya kita justru mendengar untuk menambah kepintaran. Karena dalam komunikasi tidak hanya dibutuhkan orang yang pandai bicara namun juga dibutuhkan seseorang yang pandai mendengar karena bicara seseorang tidak akan berguna saat tidak ada yang mendengarkan. Happy listening...

Ingin dapat artikel motivasi ? Kunjungi www.andradonatta.com

Salam komunikatif,

Andra Donatta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun