Mohon tunggu...
Damara Damara
Damara Damara Mohon Tunggu... profesional -

a real man

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

AEC/MEA Memiskinkan Semua Negara ASEAN

21 Mei 2015   12:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asean Economic Community/Masyarakat Ekonomi Asean, adalah gambaran sebuah harapan besar bagi 625 juta penduduk negara-negara anggota Asean. Tetapi gambaran-gambaran itu hanya akan menjadi sebuah mimpi belaka. Bukan mimpi indah, tetapi bahkan mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi semua negara Asean. Bagaimana tidak ?, program amalgamasi ekonomi itu nantinya akan dipenuhi berbagai kendala, intrik dan hambatan-hambatan baik hambatan tarrif maupun hambatan non tarif , sehingga pada akhirnya akan berbanding terbalik dengan kondisi optimalitas parreto (parreto optimality).

Bukan nya malah semakin kaya, tetapi akan banyak pengangguran, kemiskinan dan perubahan ke arah yang negatif (minus of wealthy) bagi rakyat kebanyakan, dibandingkan dengan peningkatan kemakmuran yang diharapkan. Aturan-aturan setiap negara bukanya diperlonggar, tetapi nantinya justru akan makin ketat karena semua negara Asean akan makin memproteksi dirinya sendiri, demi melindunggi kepentingan nasionalnya yang lebih besar.

Saya baru saja berjumpa dengan seorang pejabat tinggi Italia yang menanggani sektor Moneter dan ekonomi negaranya. Ia mengatakan bahwa seandainya Italia tidak bergabung dengan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), maka kondisinya tidak akan seperti sekarang. Pengangguran dan kemiskinan justru tumbuh pesat di Italia, berbanding terbalik harapan saat akan bergabung dengan MEE. Dulu, masyarakat Italia begitu happy dengan menggunakan Lira (mata uang Italia sebelumnya), semua begitu terjangkau, "apa-apa murah !" kata pejabat itu. Kini dengan beralih menggunakan Euro, semuanya mahal, inflasi tidak terkendali.

Dahulu begitu hebat bayangan akan MEE, semua negara calon MEE bermimpi "sangat indah" akan terbentuknya sebuah aliansi ekonomi yang sangat kuat. Tetapi nyatanya kini mereka menjumpai mimpi buruk, bahkan menuju malapetaka ekonomi. Yang kaya hanya para kapitalist, kurang dari 4% populasi, sisanya 6 persen bertahan/stagnan, dan 90% rakyat anggota MEE makin miskin dan menurun kondisi ekonominya.

Itulah mimpi yang nyata, mimpi indah tetapi menjumpai kondisi yang sangat berat. Hal itu sangat mungkin aakan terjadi di MEA mengingat semua pranata ekonomi kurang siap, apalagi bagi negara tercinta Indonesia--semua tidak siap, dan bila dipaksakan akan menggerus pendapatan Nasional dan menguras energi yang sangat besar. Pengganguran dalam negeri meningkat dan sebagian penduduk akan tambah miskin. Mungkin anda semua tidak percaya bukan ? yang pasti waktu yang kan membuktikan, dengan berlakunya MEA akan membuat bangsa kita lebih terpuruk secara perlahan, lambat laun beban itu kan meledak menjadi reformasi jilid II atau bahkan revolusi budaya!

Peringatan bagi Jokowi

Selanjutnya bagi pemerintah, terutama Presiden Jokowi harus memperhatikan setiap kepentingan negara-negara Asean. Mereka banyak kepentingan (interest) terhadap indonesia, mulai serbuan tenaga kerja, produk-produk rumah tangga, industri dasar menengah hingga perdagangan sumberdaya alam dan energi. Jokowi atau siapapun Presidennya musti jeli dan waspada akan hal-hal yang saya sebutkan diatas, karena semua nya dipastikan akan menimbulkan keruwetan dan pengerahan energi yang luar biasa besar.

Cina Pemenang MEA-Indonesia paling kalah

Lho mengapa Cina yang menang, bukannya negara-negara Asean ? benar, karena Cina lebih jeli. Kini Cina telah merelokasi ratusan pabriknya ke Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Myanmar. Dengan industri-industri menengah itu mereka akan di kalim produk itu made in Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Myanmar, padahal itu adalah tipuan atau akal-akalan China. Semua itu milik Cina yang akan menyerbu ke negara dengan 267 juta penduduknya sebagai konsumen terbesar, yaitu : Indonesia. Maka akan terjadi pada waktunya, dan yang akan sangat dirugikan tetap Indonesia, karena kehilangan pendapatan dari bea masuk barang-barang cina yang diproduksi di negara-negara Indochina (Thailand, Myanmar, Laos, kamboja, Vietnam).

Sekali lagi ini peringatan bagi pengambil kebijakan bangsa kita tercinta. Bagi saya dan rakyat kebanyakan lebih baik kita seprti ini saja, daripada ikut membentuk MEA tetapi 90% nantinya rakyat akan tambah sengsara dan miskin. Inflasi pasti akan tinggi, semua sektor sub ekonomi akan terbebani, pengangguran meningkat, sumber alam terkuras dan bangsa kita akan semakin miskin, significantly.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun