Jangan terkejut apabila sebentar lagi dolar tidak bisa dikendalikan Bank Indonesia (BI), karena faktor-faktor eksternal dan terlebih faktor internal/dalam negeri non-ekonomi yang akhirnya berdampak kepada luluh lantahnya ekonomi nasional. Faktor-faktor yang masih "hiden factors" nantinya justru akan menggoyang perekonomian nasional dimulai dengan semakin tingginya inflasi di bulan Mei 2015 nanti. Oleh karena itu bagi pembaca kompasiana yang masih waras, saran saya adalah : Belilah dolar sebanyak mungkin !
Presiden Jokowi masih optimis, ia bersama menteri ekonominya yang (maaf) kurang cerdas itu kini tengah menggodok delapan paket ekonomi yang mereka yakini mampu meredam gejolak perlemahan rupiah merupakan resep yang krang relevan, terlambat dan tidak signifikan. Konyolnya delapan paket ini hanya akan berdampak terhadap sektor teknis mikro saja dan sama sekali tidak akan berdampat makro, utamanya inflasi dan penurunan rupiah terhadap dolar AS. Inilah delapan paket kebijakan andalan Jokowi yang bakalan tidak kuat meredam dollar:
- Peraturan Menteri Keuangan (PMK) baru tentang pengenaan bea masuk anti dumping, dan bea masuk pengamanan sementara (safeguard) produk-produk impor yang terindikasi dumping.
- Insentif pajak perusahaan Indonesia yang produknya min 30% untuk pasar ekspor.
- Penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) untuk galangan kapal nasional. rencananya industri galangan kapal nasional tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
- Peningkatan komponen Bahan Bakar Nabati (BBN) agar impor minyak dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa dikurangi, telat bukan ?
- Regula si pajak baru berupa insentif pajak perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia yang tidak mengirimkan dividen tahunan sebesar 100% ke perusahaan di negara asal.
- Pemerintah dan Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) akan menentukan formulasi pembayaran pajak pemilik atau perusahaan pelayaran asing.
- Memaksa BUMN guna membentuk reasuransi.
- Kemenkeu dan Bank Indonesia (BI) akan memaksa proses transaksi di Indonesia memakai mata uang rupiah.
Harapan pemerintah kedelapan paket diatas dimaksud untuk membentengi hancurnya rupiah, apa bisa ? Secara makro kedelapan paket ekonomi itu tidak akan kuat untuk menanggulangi beban berat kondisi ekonomi nasional saat ini dan dampaknya sekitar satu semester kedepan dolar diperkirakan akan tembus Rp.14000 per 1 dolarnya karena beban kawasan yang menekan perekonomian nasional. Apa saja beban kawasan itu ?
Beban Kawasan
Berapa besarnya beban-beban (burdens) ekonomi di berbagai kawasan belahan dunia saat ini ? Kita akan mulai melihat tanda-tanda ketidak stabilan keuangan global yang berbeda dengan kondisi dimulainya krisis global 2008. Masalah besar telah mulai terjadi di beberapa kawasan, AS, Eropa, Jepang, Amerika Latin dan Asia. Berikut catatan penulis terkait akan munculnya krisis ekonomi global :
(1) Krisis di Amerika Serikat + Perlambatan Ekonomi China
Krisis ekonomi di Amerika Serikat masih berdampak bagi kebijakan makro AS, normalisasi kebijakan The Fed dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China masih akan terus mewarnai jalannya drama perekonomian global tahun 2014 ini. China akan menerapkan “develaraging“, dan efek deflasi ini akan berpengaruh secara global. Perilaku pasar saham AS terus paralel perilaku pasar saham AS pada tahun 1929 .
Perekonomian Amerika Serikat masih jauh dari normal, saat ini saja 89 juta orang Amerika dewasa menganggur sebagaimana dirilis Departement Tenaga Kerja AS, dan mereka enggan dan tidak mau bekerja. Atas dasar kondisi makin besarnya jumlah pengangguran, Presiden AS Obama telah mengangkat orang yang tepat sebagai ketua The Fed (chairwoman) dalam rangka bersama-sama para secretary of state mengatasi pengangguran.
Ketua Federal Reserve Kanet Yalen adalah figur baru pengganti Ben Benarke. Ia masuk dengan misi yang maha berat, mengakiri krisis ekonomi dan wabah pengganguran yang melanda AS dan mengurangi beban defisit anggaran AS. Tentu masih akan berat !
(2) Penurunan Ekonomi Jepang
Data Departemen Keuangan Jepang pada 20 Februari 2014 lalu menunjukkan bahwa Yen telah jatuh sekitar 23 persen terhadap dolar sejak akhir 2012, oleh karenanya pemerintah dibawah Perdana Menteri Shinzo Abe memulai sebuah stimulus untuk melakukan ”upaya agresif” dalam rangka mengakhiri 15 tahun deflasi . Sebagai bagian dari upaya Abe , Bank of Japan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran kembali akhir Maret 2015 ini.
Ekonomi Jepang tahun ini akan menjadi tahun terburuk bagi perekonomian Jepang sepanjang satu dekade ini. Defisit perdagangan Jepang akan segera dimulai karena perlemahan Yen mendorong kenaikan impor dan melambatkan ekspor, defisit perdagangan Jepang diperkitrakan membengkak mencapai 2,5 trilyun Yen ($24,5 milyar). Indeks saham Nikkei Jepang kembali akan jatuh . Inflasi diperkirakan akan meroket (booming) dan jauh diatas perkiraan pemerintahan Jepang. dampak memburuknya perekonomian Jepang akan berpengaruh besar terhadap ekonomi kawasan Asia.
(3) Kondisi Eropa
Di Eropa tidak terlepas situasi Yunani, Italia, Rusia dan Ukraina sbagai sumber krisis ekonomi. Tingkat pengangguran di Yunani mencapai rekor nasional tertinggi sebesar 28 persen, dimana didominasi oleh kaum mudanya sebesar 64 %. Hutang Yunani semakin mendekati tingkat yang mengkuatirkan, inflasi nampak tidak terkendali. sedangkan kondisi perekonomian Ukraina juga semakin memburuk, lembaga pemeringkat rating Fitch telah menurunkan (downgrade) hutang Ukraina ke tingkat yang lebih rendah, dari B ke tingkat CCC (pra-default level). Krisis ekonomi telah berakibat krisis politik, kondisi Eropa akan makin memburuk berdampak terhadap munculnya depresi ekonomi baru 2015
(4). Latin America
Perekonomian Argentina dan Brazil menunjukan kemunduran yang akut. Inflasi di Argentina saat ini telah melampaui 40%, mata uang Peso jatuh, begitu pula tren penurunan ekonomi di Brazil, inflasi merangkak naik, angka penganguran makin tinggi, diperkirakan akan terjadi gejolak politik di awal tahun 2015 ini yang akan berujung dengan gejolak yang menuntut Presiden Dilma Rousseff untuk merestorasi kebijakan ekonominya. Kondisi di Venezuela makin parah akibat kekacauan ekonomi, gang-gang bandit berkeliaran di jalan untuk merampok di jalan-jalan Venezuela. Argentina dan Brazil akan menggerakan resesi ekonomi baru di Amerika Latin. Diperkirakan ada Presiden di latin amerika yang akan mundur/jatuh 2015 ini.
(5). Kondisi di Asia dan Afrika
Gejolak ekonomi di Turki telah berada di luar kendali . Pemerintah terpaksa menggunakan semprotan merica dan meriam air dalam upaya untuk membubarkan unjuk rasa dan memulihkan ketertiban. ISIS semakin membuat kacau ekonomi kawasan Timteng dan asia pada umumnya. Bank Sentral India akan berada dalam kondisi panik karena efek tapering lanjutan dari The Fed yang mempengaruhi sistem keuangan mereka, hal yang sama juga dirasakan di Thailand. Di Australia tingkat penggangguran telah mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini, pemerintah berusaha keras menutup pintu bagi imigran gelap yang membludak akhir-akhir untuk mengatasi dampak sosial ekonomi yang makin tinggi saat ini. Salah satu ekonom Ghana paling terkemuka mengatakan bahwa ekonomi Ghana akan “crash” lagi pada bulan Juli 2015, apabila kebijakan yang radikal tidak segera diwujudkan . Ghana dan negara-negara afrika Utara akan menjadi salah satu pemicu atau “pembuka” pintu masuk krisis ekonomi di kawasan benua Afrika.
Atas dasar kondisi diatas, maka kemungkinan :
* GBP akan terapresiasi tehadap USD segera,
* indeks FTSE 100 akan berada diatas 6900,
* indeks S &P (WTI benchmarck) antara 2000 sampai dengan 2100
*Rupiah akan makin mesra dan dekat dengan Dong Vietnam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H