Mohon tunggu...
Andradika Fasya
Andradika Fasya Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotlier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

hotelier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cris yang Telah Pergi

30 April 2024   09:51 Diperbarui: 10 Juli 2024   12:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Bersama engkau takdir tidak seperti yang kukira, Puaskah kau disana meilhat siksaku, Sakit tak kunjung reda bila ingat engkau, kadang cahaya cinta menerangi, Jiwa yang haus kasih sayang tulus,Tak bisa kubiarkan semua ini mempermainkanku, membawaku kujatuh tak mau hidupku dihancurkannmu Kuharus lupakan keberdadaanmu (Suara Kecewa -- Ada Band)".

"Ini bukan mimpi dan kenyataan," pekiknya dalam hati. Putus cinta bersama, Cristiano laksana air bah yang menghantamnya, tiba-tiba byaaaar. Dan, Adisti tak mampu menyembunyikan kekecewan, dan kekesalan atas putus cintanya dengan, Cristiano, seperti layang-layang yang putus benangnya. Limbung setiap hari

Di Langkahkan kakinya menuju tempat duduk dekat meja kerjanya di kamar yang bercat ungu. kakinya terhenti, ketika di atas meja tertumpuk beberapa photo meraka berdua, photo-photo tersebut  melukiskan kenangan mereka berdua, mulai dari dinner, berjogging ria di bunderan simpang lima, bahkan ketika berada di sebuah kapal laut menuju Pulau Kurakura, di Karimun Jawa.
Di bibirnya tersimpan senyum, namun mata, Adisti, mulai memerah menahan kesedihan.

Hembusan angin malam menusuk jiwanya, meratapi kepergian Cristiano, pria Italia yang dikenali di sebuah toko buku, di Jalan Pemuda, Kota Semarang. Perempuan berambut panjang sebahu itu seperti ingin memeluk bulan dan bercerita, bahwa kekasih hatinya telah pergi

Dia hanya diam membisu, wajahnya mulai mengharu biru. Wajah perempuan peranakan Jerman dan Indonesia itu sangat terlihat pucat masai. Kerinduannya saat ini tak bertepi, dan dia mulai meratapi kepergian sang pangeran cintanya.


Apakah kamu tahu rasanya ketika seseorang yang sangat berarti tiba-tiba pergi dari hidupmu? Sedih, kecewa itu yang aku dapat. Sudah pasti. Namun rasa sayangku masih lebih kuat untuknya, tak pernah terpikir cintanya akan sesakit ini. Kehampaan yang merasuki jiwanya mulai memasuki ruang hatinya .

"Aku seperti terpenjara oleh cinta, kamu jahat Cris," ungkapnya perih, dadanya mulai sesak mengenang sosok Cristiano. Sendu terlihat di wajahnya kini, tak berpancar seperti saat pertama bertemu Cris

"Arrrgghhh, .Cris Kamu jahat,!!", pekiknya, seraya menyobek beberapa photo Cristiano.
Adisti kini telah terbalut oleh luka, luka yang begitu dalam, dan hatinya pun pilu mengenang kenangan bersama Cristiano .

"Selamat berpisah Cris, kau tetap menajdi kenangan bercintaku, entah sampai kapan " uncapnya lagi-lagi lirih .


Bumi yang di pijak saat ini seperti berhenti berputar oleh Adisti, mungkin jantungnya tak sempurna mengalirkan aliran darah ke organ tubuhnya.

"Mimpi-mimpi indah kita akan aku simpan dalam hatiku, mimpi-mimpi indah ini akan kusimpan rapat-rapat dalam dinding hatiku. Selamat tinggal Cristiano Elfonzo, selamat tinggal cinta" ucap Adisti, lirih.


***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun