Andraawangsa Budi Sadewa
Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyyah Malang
Dosen Pengampu : Dra. Arfida Boedirochminarni, M.S
 RESIKO RESESI 2023,APA DAMPAK PADA INDONESIA?
Pada akhir akhir ini Indonesia dalam bayang bayang gelap resesi ekonomi. Akhir tahun 2022 menjadi bayangan awal yang bisa merembet sampai 2023 akan terjadinya resesi yang akan mengancam Indonesia. Dan bahkan resesi bisa mengancam perkonomian dunia di tahhun 2023.Ancaman dan resiko akan terjadinya resesi di perjelas dengan berbagai keadaan atau factor yang muncul sebagai tanda tanda akan terjadinya resesi.
Beberapa factor seperti laju inflasi yang tinggi dan fenomena strong dollar hingga krisis pangan sampai peperangan antar beberapa negara yang tidak ada ujung untuk kata damai menjadi salah satu factor pendorong terjadinya resesi. Pada acara pertemuan mentri keuangan Sri Mulyani dengan Gubernur Bank Sentral Negara  anggota konferensi G20 di Washington DC Ibu Sri Mulyani menyatakan " kita bisa memproyeksikan bahwa keadaan global ini pada 2022 dan mungkin bisa berlanjut sampai 2023"  IMF juga menyatakan bahwa situasi pertumbuhan perekonomian tahun 2023 akan menjadi yang terlemah sejak 2001. Resesi tidak hanya menyerang Indonesia bahkan negara adidaya sekelas amerika dan china pun juga dalam bayang bayang terjadinya resesi.Â
Di perkirakan pada 2023 perekonomian di china menjadi titik tergelap di masa yang akan dating karena pada biasanya pertumbuhan ekonomi yang tumbuh double digit diperkirakan hanya single digit.Â
Direktur eksekutif  CELIOS Bhima Yudhistira juga menegaskan bahwa resesi jika berdampak terhadap sisi perdagangan dunia Indonesia dan sisi investasi luar negri. Dia juga meyakini bahwa dampak yang akan diterima akan lebih besar dari negara lainnya. " sedikit saja China batuk maka Indonesia akan mengalami tekanan ekonomi yang cepat dalam waktu beberapa kedepan dan resesi bisa lebih cepat terjadi." Ujarnya kepada wartawan.
Resesi yang dialami Indonesia sebagai negara ekonomi global akan berdampak dari pelambatakn jalur ekspor pelemahan nilai tukar mata uang dan pelemahan harga komoditi. Saat ini sudah terjadi beberapa bukti Indonesia dalam bayang bayang resesi adalah dengan lemahnya harga minyak yang menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Â " harga minya sawit turun dalam periode bulan juni -- September 2022" sementara itu biji besi yang juga mengalami penurunan sebesar 8.31% secara bulanan. Dalam beberapa penurunan ini surplus neraca perdagangan melemah. BPS mencatat surplus pada bulan September 2022 sebesar Usd 4,99 milliar angka ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya.
Dan dampak yang akan di rasakan oleh Indonesia adalah dengan adanya perusahaan perusahaan yang memiliki hutang luar negri dalam bentuk dollar akan menambah beban mereka dalam kondisi penguatan dollar atau strong dollar dampak nya beberapa investor yag akan menarik saham merka dan mengurangi porsi investasi. Dampak pengangguran akan meningkat jika banyak perusahaan mengalami keadaan seperti ini.
Dengan Demikian apakah Resesi akan mengancam Indonesia?