Mohon tunggu...
A. S. Narendra
A. S. Narendra Mohon Tunggu... Administrasi - Tunggu sebentar, tulisan belum selesai diketik...

Jika kau bukan anak raja dan bukan anak Ulama besar, maka menulislah. --Imam Ghazali.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terima Kasih Jonru, Kaulah Inspirasiku

30 Oktober 2014   07:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:12 4478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414599432286154885

Terima kasih adalah kata penting yang harus selalu diucapkan apabila mendapat sesuatu, terutama bila hal itu berupa kenikmatan. Terima kasih juga ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang telah Dia berikan. Semakin banyak berterima kasih, maka Si/Sang pemberi suatu (nikmat) itu akan memberi lebih banyak. Kali ini, ucapan terima kasih amat besar harus dipersembahkan kepada Jonru, pelatih menulis yang memandang negatif hampir semua perilaku Jokowi dan menyebutnya... FAKTA. Apa alasan harus berterima kasih pada lelaki tampan ini? Ini dia...

1. Jonru Mengajari Aplikasi Ilmu Marketing yang disebut Viral Marketing yang Menimbulkan WoM (Word of Mouth)

Apa yang dilakukan Jonru dengan telah memancing perhatian orang-orang, baik pendukung maupun pelaknat dirinya. Kedua pihak akan membabi-buta mencari-cari tulisan dia, lalu memuja maupun menghujat dirinya. Pendukung Jonru akan menganggapnya nabi dan merendahkan eksistensi ulama seperti Quraish Shihab hingga menyebut Beliau Syiah dan sesat di sini. Ilmu Marketing yang ini biasa diistilahkan sebagai  Viral Marketing dengan cara memunculkan WoM (Word of Mouth), dimana orang akan memberi perhatian dengan membicarakan topik yang disampaikan si pembuat WoM, terlepas dari topik itu benar atau salah. WoM mudah sekali tercipta dengan sarana media sosial karena kebebasannya. Tujuan marketing sama saja, membuat orang datang untuk membeli barang dagangan, beda dengan selling, dimana seseorang harus keluar untuk jualan barang dagangan.

2. Jonru Menjadi Sumber Bahan Tulisan

Tidak perlu berpikir keras untuk mencari ide, Jonru telah memberi contoh dengan baik. Contoh yang teramat baik untuk melihat dunia dengan bingkai kacamata kuda. Akhmad Sahal, seorang fellow, Ash Center, Harvard Kennedy School, Pengurus Cabang Istimewa NU Amerika saja dalam twit-nya sampai menyebut Jonru sebagai penebar paham Jonruisme, paham yang gemar tebar fitnah, dan awam tentang Islam tapi belagu.

[caption id="attachment_370464" align="aligncenter" width="403" caption="Twit Ahmad Sahal soal Jonru (dok.pri.)"][/caption]

Twit Mbah Nyutz, penulis sufistik yang berprinsip "Urip Mung Mampir Cengengesan"lebih parah lagi, dia menyuruh Jonru makan. Makan apa ya Masbro, kok twit-nya kurang lengkap? Makan bangkai sesama saudaranya?  “…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.…”(QS. Al-Hujuraat: 12)

Sayangnya kedua calon tokoh masyarakat itu belum memiliki kemampuan WoM seperti Jonru, sehingga twit mereka seperti angin lalu yang ditiup dari mulut trainer menulis tersebut. Bad news is a good news guys... remember that...! Sudah diulas sedikit kok di artikel"Alasan Tiada Etnis Batak di Kabinet: Pengacara Hitam, Flo, dan Jonru".

3. Jonru Membuat Kita Kembali Merenungi Ayat Suci

Itu, ayat sucinya sudah ada di nomor sebelumnya, jangan-jangan tulisan ini juga salah satu bentuk gunjingan. Astagfirullah... Istighfar ya nak... Kita-kita ini hanya mengingatkan Bang Jonru Ginting dan diri kita sendiri kok. Siapa yang dipilih Tuhan masuk surga ya keputusan itu hak-Nya. Lebih asyik sih kembalinya kepada Sang Pencipta surga-neraka.

4. Jonru Membuat Malas Mandi dan Makan

Lumayan di tanggal tua seperti ini, pengeluaran alat pembersih bernama sabun jadi sedikit berkurang, begitu juga untuk membeli makanan. Janganpun mandi, ini saja masih di kantor untuk menulis ketiga poin sebelumnya di atas. Perlu perenungan yang mendalam untuk menentukan ketiga poin tersebut, karena apabila sampai salah bisa ditegur Kang Dullah, guru batin dengan akun FB Penjaga Rahasia.

5. Mendoakan Jonru Supaya Segera Bertaubat

Dari Abu Ad-Darda’  dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)

Dalam riwayat lain dengan lafazh:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.”

Mari kita berdoa untuk Beliau dan kita semua, Ya Allah, mohon beri hidayah Jonru dan umat (pendukung dan pelaknat)-nya untuk segera taubat sebagai wujud pelaksanaan ayat suci-Mu dibawah ini, aamiin...

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat Nasuha (taubat yang benar). Moga-moga dihapuskan dari kamu dosa-dosa kamu dan kamu dimasukkan ke dalam suurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (Surah Al-Tahrim, 66: 8).

***

Silahkan tambah lagi alasan mengapa harus  mengucapkan terima kasih pada Bang Jonru Ginting, terutama trainee-trainee yang pernah merasakan tangan dingin Beliau...

Tulislah kitab hidupmu dengan sebaik-baiknya, belajarlah ilmu hikmah pada pencaci dan pembenci. Manulis tanpa pena adalah menulis lembar-lembar hidup kita dengan perilaku terpuji yang menjadi teladan nan mempesona, seperti kisah perpisahan saya di "Silaturahim yang Tertunda, Selamat Jalan Prof...".

Jogjakarta, 30 Okt. 2014.

"Wah... masih dua hari lagi gajian, hikz..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun