Mohon tunggu...
A. S. Narendra
A. S. Narendra Mohon Tunggu... Administrasi - Tunggu sebentar, tulisan belum selesai diketik...

Jika kau bukan anak raja dan bukan anak Ulama besar, maka menulislah. --Imam Ghazali.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teknik Reportase ala Jonru (Jon Riah Ukur) Ginting

30 Oktober 2014   21:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:08 2048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jonru bersabda:

Sahabat-sahabatku, terkadang membedakan antara tulisan reportase dengan tidak mudah. Asep Samsul M. Romli, aka Romeltea menjabarkan dalam blognya sebagai berikut:

Definisi dan Teknik Reportase Peliputan Berita

Reportase artinya pemberitaan atau pelaporan. Dari kata "report" yang artinya "melaporkan" atau "memberitakan". Teknik Reportase adalah cara atau metode peliputan berita.

Mirriam Webster Dictionary mengartikan reportase (reportage) sebagai "the act or process of reporting news" (aksi atau proses pemberitaan) dan "something (as news) that is reported" (sesuatu yang dilaporkan".

Kamus Bahasa Indonesia mengartikan reportase sebagai "pemberitaan", "pelaporan, dan "laporan kejadian (berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan). Dalam konteks jurnalistik, reportase adalah proses pengumpulan data untuk menyusun berita. Reportase bisa dikatakan merupakan proses jurnalistik terpenting karena dari proses inilah terkumpul bahan-bahan atau informasi untuk diberitakan.

Teknik Reportase; Teknik Reportase meliputi tiga hal:

1.Observasi, yaitu wartawan langsung datang ke lokasi kejadian, mengamati, dan mengumpulkan data/fata kejadian tersebut.

2.Wawancara, yaitu wartawan bertanya untuk menggali informasi atau keterangan kepada narasumber --pengamat, pelaku, saksi, korban, dan siapa pun yang memiliki informasi.

3.Riset data/Studi Literatur/Riset Dokumentasi, yaitu wartawan membuka-buka arsip, buku, atau referensi terkait dengan berita yang akan ditulisnya.

Contoh Reportase Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia mengamati jalannya acara, jumlah hadirin, materi pembicaraan, mengambil makalah (jika ada), mengambil foto/memotret (jika tidak ada fotografer), lalu wawancara panitia, narasumber, dan peserta. Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi 5W+1H --What (kejadian/acara apa), Who (siapa yang mengadakan, menghadiri, dan mengisi), When (kapan/waktu), Where (tempat atau lokasi kejadian), Why (tujuan acara, latar belakang), dan How (bagaimana jalannya acara). Sementara itu, senada dengan Asep, LPPMHIUII menjelaskan proses reportase dalam blognya pada tanggal 18 Juni, 2010 sebagai berikut: Proses Reportase hingga Menulis [caption id="" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi reporter, sumber http://bit.ly/1rC4zef"][/caption] Tema-tema yang dihasilkan rapat redaksi dijadikan pedoman untuk peliputan. Dalam proses ini, teknik reportase penting untuk dikuasai. Reportase merupakan bagian terpenting dari pemberitaan, karena dari sinilah realitas dalam media tersebut diciptakan. Jangan terpaku pada pernyataan institusi resmi tanpa melakukan verifikasi sebelumnya. Memang pernyataan sikap itu penting, tapi untuk menampilkan fakta kepada pembaca, menulis laporan secara akurat, reportase rasanya menjadi wajib. Ingat isitilah yang sangat terkenal dalam kerja wartawan: talking is cheap, reporting is expensive. Reportase merupakan proses pencarian informasi. Bagi media yang mempunyai etika dalam proses jurnalistik, reportase akan menghindarkan kita pada pengkoveran satu sisi. Tidak cover both side. Untuk itu, reportase juga bermanfaat untuk verifikasi. Mengecek kebenaran yang terjadi. Reportase atau news gathering meliputi wawancara, observasi lapangan, dan riset dokumentasi. Untuk menghasilkan laporan yang bagus, ketiganya harus dilakukan. 1. Wawancara. Dilakukan pada narasumber yang tepat, tidak sekedar yes no question. Menggali informasi atau klarifikativ untuk menghindari libelling. Selain itu wawancara juga bisa bersifat personality, lepas dari konteks berita yang diangkat, misalnya wawancara tokoh. 2. Observasi lapangan. Sebagai bumbu dalam laporan, kita perlu melakukan observasi terhadap realitas di lapangan. Kita tidak bakal mengetahui bagaimana kondisi di lapangan jika tidak langsung turun ke lapangan. Kita bakal mengetahui kondisi sesungguhnya, misalnya tentang agaimana proses pengerukan pasir di Riau, kebakaran di Jakarta, dll. 3. Riset dokumentasi. Untuk menambah bobot laporan, data-data kuantitaf atau dokumentasi dapat digunakan. Tujuannya menampilkan informasi penguat. Tentu yang berkaitan dengan laporan. Organizing file, coding, dll. Dalam reportase investigatif, riset sebelum reportase amata penting , mulai dari data-data sekunder hingga pencarian informasi. Sumber informasi laporan investigasi biasanya dibagi menjadi empat, yaitu ; 1. on the record. Semua pernyataan sumber ini boleh langsung dikutip dengan menyertakan nama serta identitas narasumber. 2. On background. Semua pernyataan boleh langsung dikutip, tapi tidak menyebutkan nama atau identitas lain narasumber itu. Jurnalis biasanya melakukan penawaran agar bisa menyebutkan lembaga atau profesinya, misalnya sumber Tempo di DPR, orang dekat presiden, dll 3. On deep background. Semua pernyataan boleh digunakan, tapi tidak dalam kutipan langsung dan tidak untuk sembarang kutipan. Informasi tersebut hanya untuk jurnalis sendiri, tanpa menyebutkan sumbernya. 4. Off the record. Informasi hanya untuk jurnalis dan tidak dapat disebarluaskan dalam bentuk apa pun. Ini tidak dapat ditawar lagi. Jika proses peliputan dirasa sudah cukup, baru melangkah pada penulisan. Kategori penulisan meliputi informatif dan persuasif. INFORMATIF dibagi lagi menjadi 1. Berita (news) merupakan jenis tulisan yang menyajikan informasi fakta-fakta aktual. Unsur berita yaitu : Signifikan atau informasi itu sangat penting untuk diketahui. Misalnya proses amandemen, RUU Keistimewaan DIY, kenaikan harga. Magnitude informasi itu di luar kebiasaan. Misal, berita tentang pesawat yang menabrak WTC. Timelines, informasi itu aktual atau up to date untuk sekarang. Misal, perayaan hari Tani. Proximity, informasi itu dekat secara emosional dengan pembaca. Misal, berita tentang pemilihan kepala daerah. Prominance, informasi itu menampilkan sosok ayng tenar. Misal, berita tentang proses pengadilan Akbar Tanjung. Human Interest, informasi itu menyentuh perasaan. Misal, berita tentang kondisi TKI di Nunukan Kategori ini membagi menjadi soft news yakni informasi yang menekankan hal yang paling menarik sebagai contoh ’Pernikahan Guruh Soekarnoputra dengan penari dari Uzbekisthan’. Dan straight news, yakni informasi yang menekankan fakta yang penting, sebagai contoh ’proses perumusan RUU Keistimewaan DIY’. 2. Featuresmerupakan karangan khas yang lebih menekankan aspek human interes yang tinggi, selain itu juga dapat berupa profil seseorang, laporan perjalanan, metode penyampaian tertentu, sejarah. Contoh features adalah cerita tentang kehidupan penambang belerang di kawah Ijen 3. Indepth merupakan laporan yang sifatnya mendalam. Menampilkan banyak sisi dengan satu tema. Secara spesifik jenis laporan ini dinamakan investigasi. Yang karakteristiknya sangat berat. Yakni, mampu mengungkap kebenaran yang selama ini ditutupi, merupakan kebohongan terhadap publik, serta mampu menangkap pelakunya. Sebagai contoh laporan Tempo tentang pembelian eks kapal Jerman tahun 1994. Penulisan berita menggunakan teknik penulisan piramida terbalik. Artinya, informasi yang paling penting diletakkan pada awal tulisan, informasi penting dan ’agak tidak penting’ untuk diketahui pembaca di akhir tulisan, tujuannya untuk memanjakan pembaca. Berbeda dengan penulisan berita, penulisan feature menggunakan piramida yang tidak beraturan, artinya informasi penting atau ’tidak’, letaknya tersebar dalam badan teks secara acak. Hal ini ber tujuan agar laporan tidak kaku dan membuat penasaran pembaca. Penulisan laporan indepth tidak jauh dengan feature karena laporan ini biasanya membutuhkan pemaparan situasional sebagai bumbunya. Kategori penulisan kedua adalah PERSUASIF. Orang bilang opinion article. Meliputi essai, kolom, atau opini. Berisi paparan pribadi tentang suatu kejadian tertentu. Sifatnya ilmiah dan analitik. Bentuk lain berupa , resensi buku, surat pembaca, atau tajuk rencana. Tajuk rencana berisi opini redaksi tentang headline atau peristiwa yang sedang berkembang. Demikian uraian Jonru sang sabda pena, yang paling penting dalam belajar adalah berani mencoba. Sudah saatnya memulai dari sekarang. Mari menulis...! Teriak Jonru dengan suara serak. Referensi: 1. Teknik Reportase Peliptan Berita 2. Proses Reportase Hingga Menulis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun