Mohon tunggu...
Siti Andraeni
Siti Andraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! Saya Andra memiliki hobi mendengarkan musik dengan genre pop.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soreng: Kesenian yang Menarik Pemuda Kwarakan Terjun ke Dunia Seni

30 Juli 2024   11:39 Diperbarui: 30 Juli 2024   13:30 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soreng adalah sebuah kesenian yang diangkat dari sebuah cerita rakyat, yakni pasukan dari Adipati Jipang yang bernama Arya Penangsang. Pada masanya, Soreng merupakan pasukan khusus yang berasal dari Kadipaten Jipang. Kesenian Soreng berkembang di Desa Kwarakan, Kec. Kaloran, Kab. Temanggung, Jawa Tengah.

 Dalam kesenian ini terdapat peran untuk masing-masing pemain, seperti para peniti (tim persiapan barang), perias, penari, penabuh alat musih, dan lainnya. Alat musik yang digunakan dalam Soreng adalah bende yang berjumlah 4 buah, trengtek, bass drum, cymbal, saron, bonang, gong, dan kendang. Penari Soreng memiliki gerakan ngejek, kiprah, metaraman, nyegeh, dan gordan bela diri yang menggambarkan seorang prajurit khusus yang sedang berlatih perang.

 Desa Kwarakan yang kaya akan kesenian, memiliki semangat pemuda yang kuat untuk melestarikan kesenian-kesenian yang ada. Pelaku kesenian Soreng melakukan 4 kali pertemuan dalam sebulan untuk terus melatih kemampuan seni mereka. Tim kesenian Soreng Desa Kwarakan yang bernama Soreng Tayub Sekar Wangi (SKSW) terus berupaya dalam meregenerasi pelaku kesenian, terutama bagi anak-anak sampai remaja yang terus menyesuaikan dan memiliki kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang seni dan budaya.

Menurut Arin Rahma (19), seorang remaja pelaku kesenian, ia tertarik pada kesenian Soreng karena gerakan Soreng yang tegas, dinamis, dan iringan musik yang sigrak atau lugas. Arin juga berpendapat bahwa ia dan teman-teman tim kesenian Soreng terbantu dengan adanya dukungan dari pemerintahan Desa Kwarakan dalam bentuk kelengkapan kesenian dan dukungan lain.

Sebelum melakukan pertunjukan, tim SKSW memiliki ritual yang harus diadakan pada malam sebelumnya. Ritual dilakukan dengan kegiatan mandi bersama di Mata Air Bendo dan membawa kuda kepang yang akan digunakan dalam pertunjukan. Dengan diadakannya ritual tersebut, diharapkan pertujukkan dapat terlaksana dengan lancar.

Pelaku seni Soreng selalu berharap terhadap kelestarian seni, seperti adanya regenerasi pelaku seni yang baik, profesional, dan bijaksana dalam berkesenian serta selalu setia dalam membawa nama baik kesenian Soreng dan Desa Kwarakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun