Para penjilat datang silih berganti.
Menghampiri sang raja yang tak punya harga diri.
Yang cuma pamer suka ria tanpa isi.
Yang telah renta dan ingin terus cari sensasi.
Para penjilat datang dari mana saja.
Mereka rela menjilati jejak-jejak busuk sang raja.
Bahkan menguburkan realita menjadi tanda tanya.
Para korbannya dibiarkan terus merawat duka.
Para penjilat datang dari mantan seteru.
Yang dulu mencaci dan mencap sang raja dungu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!