"Wartawan kami bukan lapdogs (anjing gembala, RED) Â dengan laptop. Wartawan kami bukan stenografer. Wartawan kami sadar akan tanggung jawab mereka yang besar," ujarnya.
Mungkin maksud Thomson, para jurnalis NYPost adalah para  watchdog bagi  penguasa negeri dan tidak suka mengekor maunya pembeli iklan. Pun, tidak duduk di depan laptop mencari-cari berita dari sosial media lalu dikemas menjadi berita pendek mengejar clickbait.
Di luar, pembaca pintar sudah mau menyisihkan kocek berlangganan high quality journalism. Walaupun dalam seminggu ongkos yang pelanggan keluarkan tidak lebih mahal dari harga dua bungkus mi instan. Tapi itu sudah menyelamatkan. Dan, bisnis media tetap independen, tanpa merasa terganggu oleh kehadiran Google. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H