Mohon tunggu...
andra nuryadi
andra nuryadi Mohon Tunggu... Konsultan - bekerja 20 tahun lebih di media, memiliki laboratorium kreativitas konten

Creative Addiction; Media Practitioner; Journalist

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Cockpit Ngamen Keren "Melawan" Covid di YouTube

27 Juli 2020   00:15 Diperbarui: 27 Juli 2020   11:05 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ruang digital bernama YouTube, suguhan konser ini terasa berbeda. Anda tidak melihat para personel beraksi dalam sebuah stage indoor. Melainkan tampilan frame tiap personel, yang seolah menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan protokol kesehatan menjaga jarak.

Kemudian faktor audio atau sound system bisa sangat berbeda kualitas bagi tiap penonton. Hal ini tergantung mutu speaker perangkat yang Anda gunakan.

Namun, DSS (Donny Sistem Suara) Music, penggelar tontonan digital berpayung Konser 7 Ruang ini paham benar cara mengoptimalkan format audio yang ditawarkan oleh YouTube.

Dan, itu bisa Anda rasakan benar kualitasnya yang prima dengan menggunakan headphone.  Berbeda sekali dengan jika Anda berada di ruang konser. Via digital, streaming audio tak kalah memukaunya. Headphone amat membantu mengakomodir "menelanjangi" setiap gebukan Yaya, betotan bass Raidy di frekuensi rendah.

Begitupun raungan gitar Nada yang beberapa kali penonton menjulukinya Nada Hacket. Hahaha....Steve Hacket, gitaris rock progresif yang sempat bertahan enam tahun di Genesis. Atau menjelmakan sayatan gitar Daryl Stuermer, gitaris band-nya Phil Collins di tembang Easy Lover contohnya.

Youtube/DSS Music
Youtube/DSS Music
Jangan lupa lewat audio setingan DSS itu pula Anda bisa mentakjubi permainan jemari Krisna di atas tuts sebanyak lima kibor. Harmoninya mengingatkan kecepatan Tony Banks. Umpamanya di tembang I Know What I Like. Ia bahkan bisa mengkonversikan suara trumpet Harry Kim cs lewat tuts kibor.

Harap maklum Donny Hardono, empunya DSS Music adalah salah satu pelaku bisnis tata suara yang kenyang pengalaman di negeri ini. Ia makan asam garam di bisnis pertunjukan musik, dari panggung ke panggung, dari artis lokal hingga internasional.

Merunut ke era tahun 80-an, nama Donny identik dengan tata audio konser yang kala itu menjamur di berbagai kota. Sempat ada nama Lasika dari Surabaya, namun seiring zaman, DSS lah yang bertahan sampai sekarang. Dan, tetap profesional.

Konser 7 Ruang Cockpit, 25 Juli lalu itu sebenarnya merupakan gelaran kedua. Bulan sebelumnya, pada 12 Juni Cockpit tampil digital dengan formasi sama, kecuali kibor yang kala itu dimainkan oleh Dave Lumenta dan menggunakan dua drummer. Selain Yaya, sang putra Rama Moektio andil saat itu.

Konser digital atau virtual macam ini juga melahirkan kebiasaan baru. Salah satunya adalah interaksi antarpersonel, pendukung konser (teknisi) hingga viewers. Mereka bebas saja berbincang, seperti sedang cangkrukan.

Mengomentari celotehan alias chat ribuan viewers. Sementara di chatbot, orang bebas pula bercuap, atau saling ledek, sesekali jadi ajang reuni yang jangan-jangan baru terjadi di konser virtual Cockpit ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun