Generasi baby boomers, generasi X, mungkin juga sebagian generasi Y, sudah pasti akrab dengan nama Phil Collins. Majalah Hai pernah menjulukinya "Si Botak yang Jenius".
Philip David Charles Collins sudah renta, pernah mengakhiri karir konsernya di tahun 2004. Namun tahun silam kembali naik panggung dengan tur konser bertajuk "Not Dead Yet" yang menyinggahi 97 stage di Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara dan Oseania, sejak Juni sampai Oktober 2019.
Pagebluk Covid mematahkan rencana "Not Dead Yet" Tour.
Phil yang sudah akan kepala tujuh juga punya agenda lain di 2020. Bersama Tony Banks dan Mike Rutherford, November 2019 mengucap janji menghelat tur konser mengibarkan kembali bendera Genesis setelah 14 tahun menghilang dari peredaran.
Mengusung nama "The Last Domino? Tour" seharusnya April lalu telah menyambangi 19 panggung. Tapi itu pun tinggal rencana. Covid membuyarkan rencana itu.
Semua industri hiburan seolah tutup buku. Termasuk di Indonesia.
Mendadak para fans berat Genesis yang juga Phil Collins bak mendapat siraman air segar. Memang bukan Genesis ori atau Phil Collins asli yang hadir, juga bahkan lalu dikemas dalam format konser online. Melainkan Cockpit.
Cockpit, band cover version-nya Genesis yang malang-melintang di panggung era 80-an. Siapa anak Gen X yang tak kenal Freddy Tamaela, sang vokalis yang kerap disapa Phil Collins Indonesia.
Ada pula Oding Nasution (gitar), Yaya Moektio (drum), Harry Minggoes (bass) dan Roni Harahap (kibor). Ini adalah formasi pertama, yang merupakan jelmaan dari Batara Band.
Yaya Moektio yang berkostum gamis dan bersorban putih kali ini ditemani Raidy Noor (bass), Nada Noor (gitar), Krisna Prameswara (kibor) serta tiga vokalis (Judy Colours, Arry Syaff dan Denni Chaplin). Membuka konser online itu dengan Home by the Sea, tembang yang dirilis tahun 1983 dan ditulis oleh Tony Banks.