Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan Bangsa Indonesia. Beberapa waktu lalu, kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka setelah Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberi "kemerdekaan" atau kebebasan untuk meraih pendidikan. Kurikulum ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta memberi kebebasan dan fleksibilitas bagi pendidik maupun peserta didik. Pada awal penerapan kurikulum ini, terdapat banyak tentangan dari berbagai pihak, baik dari guru, murid, maupun orang tua murid. Dengan alasan minimnya pembekalan, kompleksitas kurikulum yang sulit dipahami, ketidakmerataan fasilitas pendidikan di Indonesia, dan lain-lain.Â
Materi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka lebih fokus pada penguatan karakter dan moral peserta didik, serta inklusivitas dan kreativitas pada pengembangan potensi mereka. Berbeda dengan Kurikulum 2013 yang lebih fokus pada penguatan kompetensi akademik. Kurikulum Merdeka memiliki berbagai aspek yang mendukung peserta didik dalam menanamkan sikap Bhineka Tunggal Ika. Salah satu aspek utamanya adalah dimensi yang terdapat pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu Berkebinekaan Global. Dilansir dari Kemendikbud, dimensi tersebut memiliki tujuan agar peserta didik dapat mengenal dan menghargai budaya, berkomunikasi dan berinteraksi antar budaya, memiliki refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan, dan mewujudkan keadilan sosial.Â
Salah satu perwujudan dimensi ini dapat ditemukan di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), seperti diadakannya projek budaya, yang melibatkan kegiatan-kegiatan seperti festival budaya, di mana setiap kelas diminta untuk mewakili suatu daerah dan mempelajari budaya-budaya dari daerah tersebut yang meliputi pakaian adat, makanan tradisional, tarian, ataupun kesenian lainnya. Melalui kegiatan seperti ini, peserta didik dapat mempelajari lebih dalam dan dapat mengapresiasi lebih terkait keragaman budaya di Indonesia.
Kurikulum Merdeka memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan kurikulum-kurikulum sebelumnya, di mana kurikulum ini mengedepankan aspek pada moral dan penguatan karakter, salah satunya adalah menerapkan semboyan Bhineka Tunggal Ika pada kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini diharapkan untuk memberikan generasi pelajar pola pikir yang lebih maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI