Samar-samar tulisan “Mes Que UN Club” itu kian terbaca. Sang pilot tampaknya sengaja membiarkan heli terbang lebih lama di atas Nou Camp. Selain rutenya memang membelok dari Avinguda Diagonal di barat Barcelona lalu tepat di sebelah barat Nou Camp. Saya sekarang paham, bahwa stadion ini memang pantas menyebut diri sebagai pelahir legenda sepakbola.
Ya, itulah bintang Barcelona (menurut saya) yang sudah jadi markas FCB sejak 1957. Yang oleh Sonia, merupakan stadion sepakbola terbesar ketiga di dunia, setelah Brasil (Maracana) dan Meksiko (Azteca). Katanya, 99 ribu lebih daya tampungnya. Menurut saya masih ada stadion markas timnas Korea Utara bernama Rungrado yang lebih besar lagi.
Dua line (pintu keluar dan masuk) tampak menghubungkan Museu FC Barcelona dengan megastore FC Botiga. Di depannya lagi bercokol stadion yang berukuran lebih kecil, Miniestadi. Tak terbayangkan seperti apa ramainya jalan Aristides Maillol, Travessera de les Corts, juga de Joan avenue ketika El Clasico digelar.
[caption caption="Dokumentasi andra nuryadi"]
Dua belas menit berakhir. Dari situ rasa penasaran muncul. Saya memang harus menjelajah isi perut Nou Camp. Tapi besok. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H