Gerakan-gerakan sederhana tapi membumi ini disambut dengan sumbangan-sumbangan dalam bentuk apa pun. Gotong royong, tanpa kehendak mengambil benefit apapun. Termasuk popularitas.
Sekarang, sudah delapan biogas terbangun dan terasakan manfaatnya. Masih kurang 13 biogas agar secara ekonomi lebih dapat dinikmati olah warga Brau, khususnya dari produk sampingan. Perjalanan masih panjang tampaknya. Masih perlu tangan-tangan yang rela memberi tanpa pamrih. Tetapi, kata Yuli, sudah ada paradigma baru ada di benak masyarakat yang tinggal di ketinggian 700 mdpl itu.
Apa?
Dunia dan kehidupan berternak itu indah dan luas. Di Brau, hatiku tertambat. (*)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H