Mohon tunggu...
Perlando Lubis
Perlando Lubis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Making Teachers 4.0

12 Oktober 2018   08:00 Diperbarui: 12 Oktober 2018   08:14 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu yang menjadi ciri khas Revolusi Industri 4.0 adalah pemanfaatan data. Data menjadi begitu penting bagi perusahaan-perusahaan, misalnya untuk mengetahui siklus belanja seseorang, apa saja yang dilirik dan dibelinya, frekuensi pembelian, berapa jumlah pembelajaan per bulan, dan lain sebagainya. 

Dari data inilah muncul personalized shopping list hingga personalized promotion/reminder. Maka tidaklah mengherankan dengan fakta bahwa data menjadi salah satu pertimbangan perusahaan-perusahaan berbasis online seperti Alibaba menanamkan investasinya di Tokopedia.

Lalu, bagaimana data berperan buat guru?

Salah satu cara bagaimana pemanfaatan data adalah melakukan prediagnostic test ketika semester atau tahun pelajaran baru saja dimulai. Setelah itu proses pembelajaran pun berlangsung. Di akhir semester atau tahun pelajaran tes dengan model yang sama (posttest) pun diberikan kepada peserta didik.

Data yang diperoleh dari prediagnostictest bisa dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi suatu kelas, sudah sampai di level manakah mereka. Bahkan data yang sama pun bisa digunakan untuk melihat individu peserta didik yang tergolong low achiever dan high achiever untuk kemudian diberikan perlakuan sesuai kebutuhan. Dari sinilah dimulai proses pembelajaran dengan berbasis data tersebut.

Model pretest-treatment-posttest sebenarnya sangatlah lazim dalam bidang pendidikan. Namun menurut saya, tren pemanfaatan data seperti pretest-treatment-posttest menjadi sangat relevan dan akan menjadi jamak di masa mendatang.

Karena saya berkecimpung dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, contoh lain dari pemanfaatan data adalah dengan melakukan pengenalan strategi pembelajaran bahasa peserta didik melalui survei Strategy Inventory forLanguage Learning (SILL) yang disusun oleh Rebecca Oxford. Melalui survei tersebut, peserta didik akan mengetahui strategi pembelajaran bahasa seperti apa yang mereka cenderung lakukan: memory (strategy), cognitive, compensation, metacognitive, affective atau social.  

Setelah mengetahui strategi pembelajaran bahasa yang mana yang paling menonjol, maka kemudian peserta didik bisa mengembangkannya untuk memaksimalkan pembelajaran. Guru pun tentu saja bisa menggunakan data ini untuk merancang pendekatan pengajaran (teaching approach) bahasa yang bervariasi. Sebagai referensi, penelitian tentang Language Learning Strategies ini pernah saya lakukan dan sudah diterbitkan di  Jurnal Pendidikan PENABUR No 21 -- Desember 2013.

Data yang diperoleh, baik pada contoh pertama maupun contoh kedua, akan berlanjut pada personalized learning. Saat ini saya sedang menerapkan personalized learning untuk keterampilan membaca (reading) dengan bantuan readtheory.org. Situs ini membantu saya merancang bahan bacaan yang tepat sesuai dengan level membaca peserta didik secara individu. Sebagai pengajar saya pun bisa memantau kemajuan masing-masing peserta didik dari minggu ke minggu.

Sebagai kesimpulan, Making Teachers 4.0 membutuhkan insisiasi dari semua stakeholder dunia pendidikan. Penguasaan teknologi sudah menjadi keharusan bagi guru di era seperti sekarang ini disamping updating dan upgrading pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar. 

Ketika tenaga pengajar pada institusi-institusi pendidikan sudah menguasai prinsip-prinsip (baca: kompeten) dalam TPACK dengan didukung secara penuh oleh para stakeholder lainnya, niscaya proses pembelajaran akan menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing di era Revolusi 4.0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun