Mohon tunggu...
Andoko Akbar Nugroho
Andoko Akbar Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Simpel

Plesiran adalah cara termudah untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dampak dari Hidup Minimalis

24 Januari 2022   05:15 Diperbarui: 24 Januari 2022   05:21 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita merasakan tak ada tempat untuk meluangkan ide saat di rumah ? Rumah sejatinya merupakan tempat kita bebas berekspresi dalam menuangkan semua isi kepala,  ataupun meluapkan semua rasa sedih, amarah, bahagia, dan sebagainya. Tapi apa jadinya jika istana kita tak mampu menciptkan ruang gerak sedikit banyak dikehidupan sehari-hari. Itu akan terasa menyebalkan bukan ?

Jadi saya pernah membaca sebuah buku "Seni Hidup Minimalis" dengan sampul berwarna kuning dan terdapat 200an lembar halaman.  Isinya menjelaskan bahwa sebenarnya kita tidak terlalu membutuhkan banyak barang, terlebih rumah akan membuat suasana terasa sumpek akibat terlalu benda menumpuk yang kita miliki namun jarang sekali digunakan atau bahkan tak pernah digunakan sebagaimana mestinya.

Ada baiknya kita memilah barang layak atau tidak ada di rumah kita, terdapat beberapa prinsip yang menarik dari buku tersebut ialah :

  • Buang, Simpan, atau Berikan

Dimana kita wajib mempertimbangkan barang tersebuk layak dibuang, pertahankan, atau diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Membuang satu barang tidak akan sulit, contoh saja seberapa banyak baju yang kita miliki. 

Adakah baju tersebut sering dikenakan, atau tumpukkan pakaian menumpuk tak pernah disentuh ? Saya pikir perlulah kita menyingkirkan beberapa setel pakaian untuk dibuang atau berikan, sebab barang yang selama ini tidak dipakai dan tidak disayang, mungkin bisa berguna serta menyenangkan hati orang lain.

dokpri
dokpri
  • Jadilah Penjaga Pintu Yang Baik

Seharusnya kita jangan sampai menghendaki barang jelek atau tidak berguna untuk dibawa pulang, nanun seringkali kita menemukan barang tersebut. Contoh kantong kresek yang didapatkan dari hasil belanja, nyatanya kita tak membutuhkan banyak kantong saat di rumah. Kitalah yang bertanggung jawab penuh atas barang yang bermunculan secara berlipat ganda. Jadi, kita hanya perlu berhenti sebentar dan bertanya kepada diri sendiri alasan membeli sesuatu hal.

  • Menyukai Tanpa Memiliki

Barang berkelas akan menjadi tak bernilai apabila  dimiliki oleh orang yang tidak tepat. Bila kita diberikan sebuah lukisan Mona Lisa, apakah kita mampu membayar untuk segala macam perawatannya ? Tentu saja tidak, kita harus menjaga suhu, tempat, goresan luar agar lukisan tersebut selalu memiliki nilai. itu akan memakan biaya sangat besar  Tapi kita beruntung sebab di zaman modern ini kita dapat mengakses berbagai karya seni memukai hanya dengan melalui telepon genggam. Hanya sekali pencet gambar Mona Lisa muncul dilayar gadjet anda bukan.

Cara hidup minimalis banyak pihak menentangnya, itulah sebab jika kita menerapkan beberapa prinsip diatas maka seolah melawan arus yang sangat besar. Cara hidup minimalis akan menghindarkan kita dari banyak hutang, dari kondisi berantakan di rumah, dan menjauhkan sifat kompetitif. Saat menjadi minimalis kita seakan-akan telah menemukan diri kita yang sejati.

Saya teringat seperti gaya hidup Diogene De Sinope !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun