Satu hingga dua orang ku tanyai tak ada yang mengetahui keberadaan masjid itu, hampir putus asa mencari rumah si ibu. Dalam kejauhan aku melihat seeorang, tanpa ragu dan tergesa-gesa aku tanya kepada seseorang tersebut.Â
Aku standarkan motor dan menghampiri seseorang tersebut, walhasil dia mengetahui keberadaan masjid tersebut. Girang sekali hatiku akhirnya alamat tersebut ku ketahui.Â
Namun seketika terdengar suara sangat keras "Brukkkk", oh si ibu tuna netra tersebut jatuh dari motor ku.Â
Alhamdulillah si ibu baik-baik saja, tapi lampu belakang dan body motor ku pecah dan hancur. Entahlah apa yang harus ku katakan kepada si ibu, marah, kesal, dongkol hanya ku tahan dalam hati.
 "Mas maaf ya, maaf ya mas, maaf ya mas, motornya ada yang rusak tidak?"Â
Entah berapa kali si ibu meminta maaf kepada ku. Ku raih tangan si ibu agar bisa berdiri yang masih tersungkur di tanah, barulah ku berdirikan dan ku standarkan motor agar tidak jatuh kembali.Â
"Motor gak papa kok bu, tidak ada yang rusak" sahut ku.Â
Percuma saja ku beritahu tak ada gunanya juga pikirku.
Setelah itu aku dan si ibu kembali melanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan, karena sekiranya ku sudah mengetahui alamat tersebut. Kurang dari 10 menit kemudian ku temukan masjid al barkah berwarna hijau itu, syukur seribu syukur dalam benakku sembari tarik nafas.Â
"Bu ini masjid al barkah berwarna hijau, ibu sudah sampai" dengan nada ku sedikit keras karena masih kesal dengan tragedi yang mengakibatkan body motor dan lampu belakang pecah atau bisa dikatakan hancur.Â