Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kafir Kau, Kau yang Kafir!

18 April 2016   11:51 Diperbarui: 18 April 2016   13:01 3443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: Hancurkan Saja Kebencian - by; kompasiana.com"][/caption]

Hmm, benar sih, Allah Azza wa Jalla dalam Al-Qur'an telah menggaris bawahi, jika: Jangan menjadikan orang kafir sebagai pemimpin... dst, dst.

Tapi, tidakkah diri menyadari, bahwasannya Al-Qur'an itu "The Book of Sign"?
Yang artinya, tidak saja segala yang tersurat kudu dipahami dipelajari dipraktekkan, tetapi juga yang tersirat.

Hmm, ada ujar-ujar sedari dahulu yang dituturkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam keluarga Islam. Eeh, gak tahu deh, dengan generasi sekarang.

Maaf yak^^, bukan maksud mendiskriminasikan, tapi demi teman seagama biar ngarti.

Logikanya; Bagaimana kita bisa saling mengerti bila tidak "buka-bukaan", alias berterus terang?

Dan, maaf lagi... Berbicara tentang agama sama saja mempelajari biologi (kata guru ane) alias buka-bukaan, telanjang. Jadi, jangan sensi, yo^^.

Ujar-ujar itu; "Makanlah di rumah orang Yahudi, tapi jangan makan di rumah Kristiani. Tidurlah di rumah Kristiani, tapi jangan tidur di rumah Yahudi."

Lhoo, kok bisa begitu? Kenapa? Bisa menyimpulkannya? **Sombong-mode-on-biar-masuk-neraka.

Ini analisanya;
1. Yahudi tidak memakan apa yang tidak kamu (Islam) makan. Sementara Kristiani, memakan apa yang tidak kamu (Islam) makan.
2. Yahudi akan membunuh/menikammu (Islam) dari belakang. Sedang Kristiani tidak akan menikam/membunuhmu (Islam) kala terlelap.

Mungkin, ujar-ujar itu "bertutur" secara garis besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun