Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Alas Tanpa Kaki

16 Februari 2016   14:19 Diperbarui: 16 Februari 2016   14:24 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ibu tua, subuh, dan daun."][/caption]Dingin mungkin masih melenakan, mimpi-mimpi indah tak terbantahkan. Sejuk mungkin masih memanjakan, tubuh-tubuh mulus dalam selimut balutan, pada hening terakhir dalam gelap pujangga lisan. Tidurlah tidur jangan hiraukan, pada kokok bersahutan, pada kumandang panggilan yang bersahut-sahutan.

Tapi…

Kaki-kaki legam kurus menyambut hari, memulai langkah dengan sebersit asa di sanubari. Tiada yang lebih indah daripada apa yang telah diberi. Junjunglah pikullah… atau lipatan-lipatan di sela jemari. Serukanlah tawarkanlah… bukan mengiba layaknya peminta yang dilupakan hati.

Kaki-kaki yang melangkah tanpa alas, tiada yang bisa dirasa semua bias. Kecuali daun-daun hijau alam laku terjual dan ia… puas.

Kaki-kaki yang menapak hingga terkelupas, meski rasa tiada lain hanya kebas. Tetapkanlah senyum mengulas… ikhlas. Pada rasa lapar yang sedikit terjawab… impas.

Kaki-kaki yang melangkah mendahului hari, tak terusik injakan semak berduri. Senyum mekar kala sang putri malu-malu menguncup lipatan, daun-daun bergerak menutup diri. Tak merasa tajamnya bebatuan kerikil nan tumpul, junjung terus angkat pasti pada harapan yang dipikul. Tiada keluh telapak kaki menapak jengkal, meski raja hari memanaskan tungku-tungku aspal. Sapulah senyumlah… pada secuil mimpi bila daun-daun berembun laku terjual.

Kaki-kaki yang setia menemani zaman, mengelus dada lemparkan senyuman, pada alas-alas tiada pemilik tiada majikan, tergantung menjadi pajangan, indah menggoda angan, dalam lemari-lemari kaca hiasan… ahh, tak sepadan.

Siapa pemilik alas tanpa kaki?

Sudikah memberi, meski hanya sebelah pasti?

---o0o---

TULISAN INI PERTAMA KALIDIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Ando Ajo, Jakarta 16 Februari 2016.

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun