Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Batik-ku, Harga Gocapan

14 Desember 2015   14:29 Diperbarui: 14 Desember 2015   15:06 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitulah isi percakapan itu. Tanpa paksaan memang, bila berkenan silakan, bila tidak pun silakan. Sempat terpikir di kepala ane; ane kan bukan pendukung Pak Jokowi kala pilpres yang lalu, jadi malu gak ya kalau ketemu beliau?

Lantas ane pikir-pikir lagi – sembari nutup toko, soalnya udah jam pulang – tapi, selama ini ane gak pernah menjelek-jelekkan Pak Jokowi. Jadi, kenapa mesti malu bertemu beliau? Toh, bukankah Istana Negara bagian dari rakyat? Milik rakyat juga?

Dan lagi, ane gak membenci beliau hanya karena beliau bukan pilihan ane kala itu. Bagi ane; pilpres itu bukan sepak bola kampungan yang jika satu pihak kalah, maka harus balas dendam hingga menyebabkan perang antar kampung.

Singkat kata, ane bergegas naik ke lantai atas dan berharap kios-kios yang jual baju batik belum pada nutup. Alhasil, nyampai di atas cuman ada satu kios yang masih buka, hedeuuh… yo wes, beli di sana aja.

Saat ane nanyain ke yang jual – yang kebetulan sama-sama Urang Minang – apa ada jual baju batik? Si Uni-nya nunjukin beberapa “koleksinya”. ya udah ane langsung nyamber yang warna hijau, warna paporit ane hahaha. Pas nanyain harganya berapa, si Uni bilang lima puluh ribu. Hahhaha, sial… (antara bersyukur harganya murah dan malu – masak ke Istana ketemu Mr. Presiden pake baju murah? Haihh…)

Fix… batik lengan panjang udah “dapat”, celana udah punya, kaos kaki juga hahaha. Sekarang tinggal sepatu hmm… apa itu tadi? Pantofel…?! Hedeuuh. Ya sudah pinjem punya teman kost yang lain aja hahaha.

Sepatunya dapat, tapi kaki ane jadi lecet ngahaha… gak terbiasa kali ya pake sepatu mahal hahaha.

Sabtu, 12 Desember 2015. Akhirnya ane sampai juga di Piazza Gandaria City, naek taxi yang karenanya ane jadi sempoyongan, sempet mabok soalnya hahaha… wong ndeso kagak bisa kena AC lama-lama.

Namun, rasa mual dan puyeng itu berangsur-angsur hilang seiring senyum yang terus mengembang membalas sapaan, jabat tangan, dan pelukan dari sahabat-sahabat Kompasianer yang mulai berdatangan.

Semua celoteh dan cerita menjadi penanda bahwa kita saling mengagumi. Antara teman yang satu dan yang lainnya. Meski kadang dalam berbalas komentar di artikel-artikel acap terjadi “tegang tinta” (bersitegang urat leher) tapi ternyata hanya sebatas di artikel saja, tidak di dunia nytanya. Dan itu, indah^^.

Ke Istana Negara, berjumpa dan bersalaman bahkan makan bersama dengan RI 1 itu, sungguh sejarah amat manis bagi ane yang orang ndeso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun