Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Origin of Indonesia

1 November 2015   19:05 Diperbarui: 1 November 2015   19:15 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perkembangannya—terima kasih kepada novelis, komikus, dan insan perfilman dari luar—makna nama Werewolf dan Lycanthropus yang awalnya sama sedikit bergeser. Werewolf digambarkan akan menjadi Manusia-Serigala seutuhnya pada purnama ketiga setelah seseorang itu terjangkit/tertular lewat gigitan atau pun cakaran. Sementara Lycans tidak begitu, dalam hal perubahan para Lycans mampu mengendalikan gen serigala di tubuh mereka. Dengan kata lain, Lycans bisa berubah ujud seenak jidatnya, tidak bergantung pada bulan purnama.

Cukup sampai di sana ulasan si Manusia-Serigala itu. Dan yaa, penulis yakin, banyak dari kita cukup mengagumi itu lewat film-film dari luar yang disuguhkan dengan efek animasi yang luar biasa. Meski, banyak dari kalangan ibu-ibu yang rada ngeri-ngeri sedap menonton film tentang itu.

 

Tapi, sebelum jauh mengagumi si Werewolf atau Lycans tersebut, tahukah Sahabat jika di dataran Nusantara ini kita juga memiliki legenda serupa? Mitos yang bahkan nyaris sama? Bahkan mungkin lebih tua lagi dari mitos luar itu sendiri.

Tidak tanggung-tanggung, ada tiga wilayah yang penulis ketahui memiliki mitos serupa.

1. Sibigau.

Di daerah Sumatera Barat ada mitos makhluk berkepala serigala, berbadan manusia, dan dua kedua tangan lebih panjang dari ukuran proporsional. Makhluk tersebut dikenal dengan nama Sibigau, dengan tinggi tubuh hanya sepundak manusia dewasa.

Meskipun ada bentuk penggambaran lain dari sosok Sibigau sebagai Orang Pendek atau Uhang Pandak yang diketahui tidak saja terlihat penampakannya di Jambi, tapi juga Bengkulu dan sekitarnya.

Uniknya, Sibigau ini cukup usil terhadap manusia—khususnya mereka yang suka berkemah di gunung. Semisal; jika naik ke Gunung Singkarak, jangan membawa bekal ikan, apalagi yang sudah digoreng dan dibaluri sambal, sebab Sibigau akan mengikuti.

2. Buburu.

Beranjak sedikit ke timur, lebih tepatnya sebagian wilayah Kepulauan Riau yang lebih dekat ke daratan utama. Maka di sini, penulis sering mendengar ujar-ujar/nasihat orang tua tentang larangan terhadap anak-anak mereka jika ingin bermain ke hutan, lebih-lebih hutan yang belum terjamah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun