Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Udah Ketemu, Belum?

29 September 2015   00:12 Diperbarui: 29 September 2015   00:38 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuda jantan berkata: “Haa, keknya ini punya gue nih…” Dan ternyata, yang dipakai si kuda jantan adalah milik sang gajah.

Terjadi kegaduhan. Semua pejantan tak ingin kehilangan “senjata” mereka sebagaimana si gajah jantan yang terpaksa mendapatkan “senjata kecil”.

Seekor bebek betina berkata pada pejantannya: “Sayang, kamu buruan ambilnyaaa… ntar gak kebagian lhoo, bisa runyam persoalan…!”

Bebek jantan berujar dengan gagah: “Cinta, jangan terburu nafsu begitu. Biarkan saja hewan-hewan tolol itu berebutan. Semuanya pasti dapat kok, Cinta. Sudah ada bagian masing-masing.”

Dan yang terjadi, oleh karena jalannya sang bebek sok anggun, begitu ia menghampiri peti yang ternyata telah hancur, bebek jantan hanya menemukan satu “senjata” saja yang tersisa. Bebek jantan menjadi syok.

Bebek betina: “Sayang, kamu kok malah bengong gitu, kenapa?!”

Dengan raut wajah yang sedih, bebek jantan meraih “senjata” yang tersisa dan memperlihatkan “itu” pada betinanya. “Senjata” itu ternyata sudah gepeng, terinjak-injak pejantan yang lain sebelumnya, sehingga bentuk “senjata” tersebut lebih mirip per alias spiral.

Dengan berat hati bebek betina berujar: “Gak apa-apa lah Sayang. Itu masih lebih baik daripada kamu gak punya senjata sama sekali.”

Dan semenjak itulah keturuan bebek jalannya menggak-menggok soalnya bentuk “senjata” mereka yang tak lazim tersebut hehehe…

Bagaimana dengan semut?

Sudah bisa ditebak. Karena ukuran “senjata” mereka sangat-sangat-sangat kecil dan para pejantan yang saling berebutan, membuat “senjata” semut menghilang terinjak-injak entah terbawa/menempel di kaki hewan jantan yang mana satu, tiada yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun