Tanyakan pada malam!
Mengapa orang-orang berharap padamu?
Setengah bagian menginginkanmu tak akan pernah berlalu, biarkanlah gelap sepanjang waktu.
Dalam rona kelabu.
Tak menentu.
Resah berharap selimut syahdu.
Di balik empuknya pembaringan rindu, pada bingkai-bingkai kilat perak emas juga perunggu.
Apa rahasiamu?
Apa yang mereka harapkan?
Ratumu sang rembulan?
Mengapa wajah selalu sama dihadapkan?
Tidakkah ratumu bosan?
Menyulam tak pernah tuntas selembar sapu tangan, lantas mengapa peliharaanmu mengganggu kau biarkan?
Apa yang mereka kagumi dari sang bulan?
Purnamakah yang mereka nanti?
Atau lengkung sabit di kedua arah?
Setengah wajah berhadapan?
Bahkan bila ia hilang semua merindu… terisak tangis yang membuat sesak dalam kalbu!
Sedalam itukah candu ratumu?
Kadang… mereka meninggalkanku sebab mengagungkanmu. Habiskan hari di sepanjang sisimu.
Tawa riang seakan melupakan waktu. Senyum puas dalam genangan keringat, nafas menderu.
Telentang.
Telanjang… tiada berhalang!
Mengagumimu melebihi apa pun, itukah inginmu? Rahasia kecilmu?
…hahh…
Kau juga tiada pernah lelah mengejar siang…
…
Tanyakan pada malam!
Kenapa kau diam…?
TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM, COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.
Ando Ajo, Jakarta 07 April 2015.
Terima Kasih Admin Kompasiana^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H