Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Wajah Siapa?

5 April 2015   16:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14282258931074900612

Lirih…

Perlahan mata terbuka. Meski belum sanggup berkata, namun jelas semua nyata. Alamku kini berbeda. Tapi… mereka bilang; ini negeri sentosa. Kepingan surga yang jatuh menumpuk di mayapada. Secuil surgawi yang terselip di bumi. Tanah yang subur. Gembur. Makmur…

Atau diri memang berbeda? Lalu… ini wajah siapa?

Bosan? Tidak! Tapi… jengah!

Baru saja berlalu diri terpesona. Kilas syair tentang nusantara. Betapa leluhur mendahului nama. Kini hanya tersisa goresan tinta. Coretan pembungkus kertas-kertas tua. Yang akan berakhir di sudut-sudut kota.

Lalu… itu wajah siapa?

Lihat mereka yang mengagungkan kota. Senyum sindir tak pernah binasa. Tiada hari tanpa cela. Sentuh terusik jangan coba, jika sanggup berhadapan dengan Duryudana silakan saja! Rahwana! Seratus rupa seratus angkara. Basa-basi atau basi-bahasa?

Dan itu wajah siapa?

Berkaca diri pada anak-anak yang menari. Di bawah sengatan sang mentari. Lompat lompat tak pernah letih. Bening mata tiada beban. Di sempadan pertiwi tersisih badan. Tak tersentuh, tak terjamah, hahh… dilupakan. Biarkan saja mereka-mereka mengaku diri bertuan. Majikan.

Bening berkilau, ini lautku. Berteman camar pengantar hari. Sahabat angin di tepian. Buih-buih berkejaran. Lari lari lompat lompat… senyum tawa wajah tanpa dosa.

Dan bila malam menjelang. Duduk melingkar si unggun kehangatan. Senandung alam lantunan indah. Tertawa lagi tersenyum lagi. Selimut langit bertahtakan bulan. Rajut kemintang pialang terang. Yang siap mendengarkan, segala mimpi segala impian. Anak-anak alam yang tak tersentuh laknatnya tangan.

Lalu… dapatkah ini menjadi wajah diri?

Wajahku? Wajahmu? Wajah kita?

Wajah pertiwi?

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM, COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Ando Ajo, Jakarta 05 April 2015.

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun