Rindu Tarian Batang Padi
Nyanyian Pipit Kecil
Teman teman sini sini
Aku ingin berhikayat pada kalian
Duduk duduk bertenggerlah
Dekat dekat jangan menjauh
Ini tentang hikayat baru
Tapi sudah berlangsung lama
Jangan jangan berkicau bercicit dulu
Coba dengar critaku dahulu
-
Datang satu hari pada mereka
Sambut menyambut penuh suka cita
Aku tidak melihat di mana letak baiknya
Segala hantu setan mereka meriahkan
Hambur hamburkan kesenangan
Rubah wajah serupa setan
-
Dengar dengar dengarkan lagi
Datang lagi di satu hari
Pergantian tahun silih berganti
Lagi lagi pesta meriah malam hari
Bakar bakar ledakkan petasan menyiksa diri
Bersenang senang lupa diri
Kepulkan asap langit gelap terpenuhi
Genderang terompet bahana pekakkan telinga ini
Biar sampah menyambut pagi
-
Datang lagi hari berkasih
Gila tubuh lupa diri
Sediakan coklat dalam kemasan
Sewa hotel serta penginapan
Lupa diri lupa badan
-
Muda mudi tak suka budaya negeri
Jika hilang persetan nanti
Lebih asyik yang menggairahkan
Gratis… tanpa perlu pernikahan
-
Lihat lihat tanah yang menghijau
Liukan batang padi di tengah sawah
Tempat aku kau dia dan kita mengisi hari
Hijau meranai menghias bumi
Semilir bayu menyambut hati
Sebentar lagi hanya sebentar lagi
-
Kuning kuning mengganti hijau
Senyum senyum petani menghias lelah
Peluh berganti usaha berbalas
Tempat aku kau dia dan kita mencari makan
Usir usir kita menjauh
Terbang lagi balik lagi
-
Ayahku punya cerita
Moyangku punya hikayat
Tentang mereka yang menari riang
Menyambut panen padi menguning
Seruling serunai puput batang padi
Muda mudi lenggok menari
-
Aku ingin melihat lagi
Suasana itu di sini
Meriahkan panen budaya negeri
Bukan hantu setan petasan apalagi
Tidak pula bertabu kasih pada lain insani
Budaya sendiri lupa di hati
Itulah hikayat yang kudapati
Gaung budaya luar selalu memikat, sebab berbumbu pesta meriah dan geliat moleknya tubuh.
Kapan pipit menikmati tari, seni syukur pada Ilahi, pada panen di sore hari.
Ando Ajo, Jakarta 10 Desember 2014
Terima Kasih Admin Kompasiana^^