Mohon tunggu...
Sepando Saragih
Sepando Saragih Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

8 Kebiasaan yang Membuatmu Susah Kaya, Kalau sudah Begini Salah Siapa?

21 November 2018   10:30 Diperbarui: 21 November 2018   10:36 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi kaya, tentu enak. Kamu bebas ingin liburan ke mana saja, tanpa harus puasa mutih selama berhari-hari demi terkumpulnya uang untuk bekal liburan. Kamu juga bebas membeli apapun yang kamu inginkan, nggak seperti sekarang yang seringnya hanya sebatas 'ingin' saja. 

Kamu juga bisa membahagiakan orang tuamu, dengan memenuhi segala kebutuhan dan keinginan mereka. Dan tentu saja, kamu nggak harus galau setengah mati menunggu-nunggu tanggal gajian tiba.

Kerja kerasmu selama ini mungkin salah satu usahamu menjadi kaya. Tapi bila sekian lama bekerja, tapi kondisimu masih sama, tentu ada yang salah. Bagaimana bisa kaya kalau penghasilan bulananmu bagaikan sulap yang menghilang entah ke mana setiap menjelang pertengahan bulan? 

Bagaimana mau kaya, kalau kamu selalu kelabakan membayari tagihan bulanan? Ah, jangan dulu menyalahkan keadaan. Kalau kamu sering melakukan kebiasaan-kebiasaan ini, pantas saja kalau kamu nggak kaya-kaya.

1. Kamu selalu merasa bahwa menjadi kaya itu hal yang buruk. Padahal asal benar dan jujur, ya nggak masalah kan?
Persepsimu ini mungkin muncul dari banyaknya berita-berita mengecewakan di layar kaca. Si A korupsi milyaran, si B terbukti kena kasus suap, si C nabrak orang karena naik mobil mewah sambil mabuk-mabukan. Karena putus asa, kamu lantas mengambil kesimpulan bahwa hal-hal buruk di dunia ini selalu berkaitan dengan uang dan kekayaan. 

Karena itu, kamu pun mulai skeptis, dan menganggap semua yang kaya pasti bukan orang yang baik. Karena itu, kamu nggak mau jadi orang kaya. Padahal, bila kekayaan yang didapatkan dengan cara yang benar, dan digunakan dengan cara yang benar juga, nggak masalah kan? Toh, kekayaan juga rezeki dari Tuhan.

2. Ambisius seringnya dianggap negatif. Tapi hei, memang butuh ambisi tinggi untuk menaklukkan hidup yang berat ini
Sisi ambisius seseorang terkadang memang terlihat melelahkan. Sibuk mengejar cita-cita sampai rela menempuh segala cara. Tapi terlepas dari dampak negatifnya, ambisi memang diperlukan untuk menaklukkan dunia. 

Cita-cita yang segemilang permata, enggak akan jadi apa-apa kalau kamu nggak punya ambisi untuk meraihnya. Hidup ini berat, dan segala sesuatu enggak mungkin ada begitu saja. Karena itu, ambisi yang tinggi diperlukan kalau kamu memang ingin kaya. Kebiasaanmu lempeng-lempeng saja, juga hanya akan memberimu kesuksesan yang sama lempengnya.

3. Awalnya jalan-jalan ke supermarket hanya karena iseng saja. Ujung-ujungnya kamu pasti membeli hal-hal yang nggak kamu butuhkan
Bosan karena nggak ada kerjaan, main ke mall. enggak ada yang mengajak jalan pas malam mingguan, main ke mall. Secara teori, mall atau supermarket adalah tempat yang menyediakan berbagai barang kebutuhanmu. Seharusnya, kamu ke sana ketika kamu membutuhkan sesuatu. 

Tapi apakah selama ini kamu sering ke supermarket tanpa alasan selain 'lihat-lihat aja dulu, kali aja nanti ada yang bisa dibeli'? Kalau ya, sudah pastilah kebiasaan ini yang membuatmu susah kaya. Karena pada akhirnya, kamu akan bertemu dengan benda-benda cantik di sana dan kamu nggak tahan untuk nggak membelinya. Daripada begitu, lebih baik uangmu ditabung bukan?

4. Kebiasaanmu hidup besar pasak daripada tiang itu berbahaya, sampai tua juga tidak akan membuatmu kaya
Berapa besar uang yang kamu keluarkan dalam sebulan seharusnya jauh lebih kecil daripada uang yang kamu dapatkan dalam sebulan itu. Bila terbalik, itu namanya besar pasak daripada tiang. 

Kebiasaan ini bisa terjadi karena banyak hal. Bisa jadi karena kamu banyak bergaul dengan orang yang standar hidupnya tinggi, sehingga mau tidak kamu juga harus meninggikan standarmu. Padahal pendapatan yang kamu punya tidak sebesar itu. Kalau diteruskan, sampai kapan pun kamu tidak akan pernah kaya. Yang ada kamu justru kelimpungan tambal sulam.

5. Awalnya ngutang karena kepepet, lama-lama nggak sedang kepepet pun kamu ngutang juga
Untuk menjadi kaya, kamu harus jauh-jauh dari kebiasaan menghutang ini. Mungkin awalnya kamu berhutang karena kepepet keadaan. Tapi lama-lama, kamu menggampangkan keadaan. 

Untuk memenuhi standar hidupmu yang tinggi dan besar pasak daripada tiang, kamu mudah saja mencari pinjaman untuk dibayar dengan gaji bulan depan. Inilah awal dari gaya hidup tambal sulam yang tiada habisnya. Kalau begini terus, sulit bagimu untuk menjadi kaya. Lebih baik, kamu hidup sedikit kurang sekarang, tapi berjaya di masa depan.

6. Kerja terlalu keras sampai lupa sayangi diri sendiri. Uangmu bisa habis untuk berobat nanti
Meskipun untuk jadi sukses dan kaya diperlukan kerja keras yang tidak tanggung-tanggung, bukan berarti kamu boleh lembur setiap hari, sering lupa makan karena keasyikan kerja, dan lupa menjaga kesehatan hanya demi pekerjaan. 

Ingat bahwa tubuhmu punya batas yang tidak bisa kamu langgar. Bekerja keras, harus. Tapi bekerja terlalu keras, jangan. Bisa-bisa nanti uang yang kamu dapatkan dengan susah payah hanya akan habis untuk biaya pengobatan kalau kamu sampai lupa menjaga kesehatan.

7. Hidupmu seringnya tanpa rencana. Asal masih ada uang untuk makan sebulan, kamu merasa hidupmu aman-aman saja

Bila kamu merasa hidupmu aman-aman saja karena uangmu cukup untuk makan sebulan, maka jauh-jauhlah dari mimpi untuk menjadi kaya. Keuanganmu perlu ditata, jangan sampai pengeluaranmu dibiarkan mengalir begitu saja tanpa budgeting yang jelas, dengan alasan yang penting masih bisa makan. Kamu harus punya rencana yang jelas untuk masa depan. Paksa dirimu untuk menabung dan memikirkan peluang investasi apa yang bisa kamu coba.

8. Melihat barang berdasarkan mereknya. Yang kamu cari bukan lagi guna, melainkan gengsi semata
Tidak bisa dipungkiri, memakai barang-barang bermerek bisa meningkatkan kepercayaan diri. Karena harga yang tinggi dari brand-brand selebriti itu tentu tidak bisa dibeli oleh orang yang sembarangan. 

Tapi berhubung kamu masih dalam tahap berusaha menjadi kaya, jangan sampai kamu melupakan nilai guna dan menggantinya dengan nilai brand. Asalkan layak dipakai dan sudah mencukupi kebutuhan, tidak masalah kan, meski hanya membeli barang lokal yang mereknya tidak pernah muncul di iklan?

Kecuali kamu adalah anak konglomerat yang sudah kaya raya sejak sebelum kamu lahir ke dunia, kamu harus melakukan perjuangan berat untuk menjadi kaya. Ingat selalu kata pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Jadi, kamu sudah tahu kan apa saja yang bisa membuatmu nggak kaya-kaya?



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun