Mohon tunggu...
Andi Zulfitriadi
Andi Zulfitriadi Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Lintas Iman, Pegiat Spritual dan Perdamaian

Rasional, Ilmiah dan Alamiah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kabar Gembira Isa Ibn Maryam: Aksentuasi Sang Pembebas

16 Mei 2020   12:08 Diperbarui: 16 Mei 2020   12:08 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh: Andi Zulfitriadi (Aktivis PIMA)

Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan Kami turunkanlah kiranya kepada Kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi ''Hari Raya'' bagi Kami Yaitu orang-orang yang bersama Kami dan yang datang sesudah Kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah Kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling Utama". (Al-Maidah 114)

Selama kurun waktu keterpurukan, bani Israel menunjukkan penyesalan yang sungguh-sunguh dan bertekad untuk kembali menjadi komunitas yang tauhid. Mereka berjuang dengan pola para nabi dan rasul untuk menegakkan kembali bangunan Tuhan yang sudah runtuh.

Sebagaimana layaknya pasangan pengantin, akhirnya Tuhan mau kembali rujuk dengan bani Israel, Tuhan mau memaafkan mereka. Tetapi sebelumnya umat itu harus berjanji bahwa tidak akan mengambil ilah-ilah lain dan taat kepada aturan Tuhan. Janji itu yang hari ini dikenal dengan Perjanjian Baru.

Mengapa harus ada perjanjian yang baru? Karena perjanjian yang lama sudah dikhianati, sudah dirusak. Seluruh umat dan pemimpin yang telah terkait dengan perjanjian lama bagaikan sebuah baju lama yang sudah usang, tidak layak untuk dipakai lagi. Baju yang lama tidak bisa ditambal dengan kain yang baru, karena baju yang lama akan hancur karenanya.

Semua bentuk organisasi keagamaan yang masih ''mengatas namakan Musa'' sudah tidak relevan lagi bagi pemulihan Yerusalem untuk kedua kalinya. Bani Israel harus membuat perjanjian baru kepada Tuhan untuk mendapatkan kepercayaan-Nya. Barulah nanti bani Israel diangkat kembali dari kehinaan menuju kemuliaan sebagai mandataris Tuhan.

Caranya adalah, dengan membangkitkan seorang anak manusia yang masih menjaga kebersihan iman dari pengaruh ilah bangsa-bangsa untuk menjadi utusan-Nya. Menjadi juru bicara-Nya kepada umat manusia, karena Tuhan akan ''berbicara'' hanya melalui seorang utusan.

Ia bernama Yesus Kristus sang  juru selamat. Kata Kristus berasal dari bahasa Yunani kristos, merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani yaitu Masyiakh atau Mesias. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan nama Al-Masih, artinya ''yang diurapi Tuhan''.

Isa Dalam Kaca Mata Alquran

Pribadi Yesus atau yang oleh Alquran disebut dengan Isa Al-Masih, adalah manusia yang begitu banyak dibicarakan orang. Sejak kelahirannya dua ribu tahun yang lalu sampai dengan sekarang ini, pembicaraan  tentang dirinya tidak pernah surut. Namanya dimuliakan oleh lebih dari dua milyar orang Nasrani dan satu milyar ummat Islam.

Setiap minggu namanya selalu dikumandangkan dalam nyanyian pujian di gereja-gereja Katholik dan Protestan serta orang-orang yang percaya padanya walaupun dengan visi-misi yang berbeda. Bahkan didalam kitab Taurat Yesus adalah orang yang dinubuahkan oleh Yeremia, Yesaya dan kitab para nabi dimasa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun