Sebuah prinsip masyarakat yang didukung oleh sejarah, tetapi sering dilupakan, adalah bahwa perubahan menuju keadaan yang lebih baik atau buruk bergantung pada upaya sendiri. Hanya melalui tindakan, meskipun berisiko, sebuah bangsa akan tumbuh dewasa dalam semua aspek kehidupannya. Evaluasi terhadap tindakan masa lalu penting untuk mengenali capaian dan kesalahan, sehingga kita dapat memperbaiki dan berkembang lebih baik. Tanpa evaluasi, kita bisa terpinggirkan dalam arus demokratisasi global.
Dalam menyusun demokrasi yang sehat, kita tidak perlu terlalu terpaku pada teori-teori seperti yang diusulkan oleh Fukuyama atau Huntington. Kita harus belajar dari pengalaman, baik suka maupun duka, untuk menciptakan demokrasi yang berkualitas, baik secara teori maupun praktik. Masa depan masih gelap, tetapi satu hal yang pasti, perubahan akan terjadi dengan cepat dan besar. Peradaban Barat mungkin masih dominan untuk sementara, tetapi tanda-tanda kemundurannya sudah mulai terlihat.
Dalam menghadapi perubahan global ini, kata Syafii Maarif, Indonesia tidak boleh lagi merancang politiknya berdasarkan kepentingan sesaat atau kelompok tertentu. Kita harus merancangnya berdasarkan interpretasi objektif, rasional, dan adil terhadap pengalaman sejarah bersama. Pancasila, yang sering diangkat sebagai ideologi, tetapi sering dilecehkan dalam praktiknya, harus dihormati dan diterapkan dengan sungguh-sungguh. Kata-kata dan tindakan haruslah sejalan, dan ini adalah kunci untuk membangun demokrasi yang sehat, kuat, dan elegan sebagai format politik Indonesia di masa depan. "Ini adalah jawaban kita, Â untuk menghadapi perubahan dunia yang cepat, tak terduga, dan penuh kemungkinan," tegas Syafii Ma'arif
Di tengah ketidakpastian global, keberanian untuk berubah dan adaptasi menjadi kunci untuk kelangsungan hidup politik sebuah bangsa. Dengan menyatukan visi dan komitmen, Generasi Z dan Milenial dapat menjadi kekuatan pendorong perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berkeadilan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H