Mohon tunggu...
Sosok

Prabowo dan PT Kiani

27 Juli 2018   14:22 Diperbarui: 27 Juli 2018   15:45 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun mendapat pinjaman Bank, akan tetapi Prabowo juga harus tetap menyediakan uang sekitar 30% dari harga PT.Kiani Kertas, pada saat itu Prabowo mengajak Luhut Panjaitan.

Setelah perusahaan ditangan Prabowo, tentu sangat tidak mudah untuk membenahi perusahaan yang selama hamper tiga tahun tidak bertuan. Hutan tanaman industry sudah tidak memenuhi kebutuhan, Prabowo tidak ingin menggunakan bahan baku yang berasal dari hutan alam, maka yang harus dilakukan adalah dengan mengimpor, namun tentunya sangat mahal biaya untuk mendapatkannya. Prabowo juga terus bertahan untuk tidak mengurangi karyawaan diperusahaan tersebut.

Pertanyaan yang muncul setelah Prabowo memegang perusahaan adalah, mengapa PT Kiani/Kertas Nusantara bisa dipailitkan? Namanya juga merugi, pasti juga ada keterlambatan untuk pembayaran ke supplier. Apalagi Prabowo membayar atau menomboki perusahaan itu dengan kantong sendiri. 

Padahal Prabowo bisa saja menjual perusahaan itu , yang sudah jelas banyak penawar dari asing dan membangun perusahaan lain bahkan lebih banyak. Namun karena jiwa nasionalis Prabowo yang sangat tinggi dan ingin asset negara ini jangan sampai ke tangan asing, beliau tidak pernah ada niat sedikitpun untuk menjual ke asing.

Sejak kejadian dipailitkannya perusahaan pada tahun 2011, perusahaan beroperasi tidak penuh danya sekitar 10%. Dengan alasan untuk menjaga mesin dank arena kelangkaan bahan baku, Prabowo tetap mempertahankan para pekerjanya dan tetap membayar mereka. Darimana mereka dibayar? Dari kantong pribadi Prabowo. 

Dan pada saat itu prabowo bersamaan Prabowo juga harus mengeluarkan uang yang cukup banayak sehingga terjadi keterlambatan itu kemudian dibesar-besarkan oleh media yang tidak suka dengan Prabowo dengan berita Prabowo tidak membayar karyawannya. Kalua benar media itu jujur dan memberitakan berita yang sebenarnya pasti akan menceritakan mana ada boss perusahaan membayar karyawannya selama tiga tahun padahal perusahaannya hampir tidak beroperasi?

Bisa dikatakan ini adalah orang "nganggur" yang dibayar, tapi kenapa malah banyak media yang menceritakan negative tentang pak Prabowo dan banyak mereka yang menghujat. Memang sempat ada demo, namun yang demo besarnya tidak sampai 100 orang. Kalau diamati dari sekian banyak pekerja yang berada diperusahaan dengan jumlah orang yang demo sekecil itu bisa jadi ada orang yang membayar untuk melakukan aksi tersebut. Dan kenyataannya mereka yang demo sekarang mendukung pak Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun