Mohon tunggu...
Andiyani Achmad
Andiyani Achmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger - Content Digital Strategist

Hi, My Name is Andiyani Achmad, you can call me “Aie”, I am a mom with 1 (one) adorable son, a digital content strategist, a lifestyle blogger, and happen to be a social media mom who love to post all things about me, my passion, and my family. On my so-not-busy day, I love to create Visual Art on Canva. I also, behind the Instagram content @ihblogger, one of the hijab blogger communities here in Indonesia. Read my story at www.andiyaniachmad.com and please stalk my Instagram @andiyaniachmad.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ini Lho Pangan Lokal Kaya Nutrisi, Superfood Impor Mah Lewat!

24 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   11:36 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandungan Nutrisi per 100 gram 

Siapa yang gak familiar dengan ubi jalar, tempe, ikan lele, sagu, dan singkong sebagai pangan lokal yang sering kita temui sehari-hari? Well, 5 pangan lokal tersebut nyatanya mengandung nutrisi tinggi yang sangat baik untuk kesehatan dan harganya sangat terjangkau. 

Yes, kali ini aku akan membahas tentang pangan lokal kaya nutrisi yang sangat mudah ditemui di sekitar malah bisa ngalahin superfood impor, lho. Shall we start now...

Pangan lokal kerap dipandang sebelah mata karena gempuran pangan impor. Bahkan makanan super alias superfood yang merujuk pada bahan makanan impor justru menjadi tren di Indonesia. Padahal ya, pangan lokal juga tak kalah bergizi dan kaya nutrisi, lho. Sebut saja beberapa panganan yang hanya dijumpai di Indonesia seperti singkong, sagu, ubi ungu hingga daun kelor memiliki nilai gizi tinggi ketimbang makanan super yang diimpor.

Nah, pangan lokal saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah sebagai upaya mencegah terjadinya krisis pangan yang mungkin melanda negeri saat pandemi untuk menjaga ketersediaan stok pangan. Salah satunya dengan mengembangkan varietas pangan lokal sebagai upaya diversifikasi pangan.

Apa Itu Diversifikasi Pangan? 

Merujuk pada Wikipedia, diversifikasi pangan adalah program yang dimaksudkan agar masyarakat tidak terpaku hanya pada satu jenis makanan pokok saja dan terdorong untuk juga mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi.

Seperti yang diketahui bersama, makanan pokok bukan hanya beras, tapi masih banyak lagi sumber pangan pokok di Indonesia yang sudah dikenal dari jaman nenek moyang kita dahulu. Beberapa sumber pangan tersebut yaitu: sagu, sorgum, suku, miler, jewawut, dan aneka serelia lainnya, serta uwi, talas, gembili, gembolo, suweg, garut, porang dan aneka umbi lainnya.

Konsep dari diversifikasi pangan hanya terbatas pada pangan pokok saja, sehingga diversifikasi konsumsi pangan diartikan sebagai mencari alternatif bahan pangan pokok beras dengan non beras. Diversifikasi pangan juga bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan berimbang. Dengan adanya diversifikasi pangan membuat masyakarat menjadi lebih teredukasi akan pangan lokal yang kandungannya gak kalah dengan superfood impor namun dengan harga yang cukup terjangkau.

Ragam Pangan Lokal Kaya Nutrisi

Berbicara mengenai makanan bergizi, ada banyak bahan pangan lokal yang juga bisa dijadikan sebagai 'superfood'. Banyak juga lho, bahan pangan lokal Indonesia yang juga superfood, malah lebih mudah ditemui daripada bahan impor dan harganya pun relatif lebih murah.

Kandungan Nutrisi per 100 gram 
Kandungan Nutrisi per 100 gram 

Berikut adalah 5 bahan makanan Indonesia yang memiliki nilai gizi tinggi:

1. Ubi Jalar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun