Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Pohon Bunga

25 September 2018   21:09 Diperbarui: 26 September 2018   16:54 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi @kulturtava

pohon dulu yang pernah kau rawat dan minta padaku memeliharanya kini telah mati, dan mencoklat. aku tidak membunuhnya. pohon itu mati begitu saja usai aku bangun tidur dan sadar. aku langsung menangis begitu teringat pohon itu kamu sendiri yang minta padaku, untuk kurawat.

pohon itu kamu berikan sebelum pergi. ke tempat jauh, katamu. kau bilang, pohon itu pohon satu-satunya yang kau cintai. "Rawat baik-baik ya?"

aku merawatnya. sama seperti merawat diriku sendiri. kau mungkin sering kali berpikir aku orang meragukan. tapi, dua bulan setelah kepergianmu, aku tak bohong, pohon itu tumbuh semakin gemuk. dari hari ke hari. dari waktu ke waktu.

aku sering menatapnya saat malam tiba atau hujan turun tiba-tiba di siang hari. aku sering menatapnya sambil membayangkan wajahmu. aku sering menatapnya sama seperti aku sedang menatapmu. wajah itu yang tercetak di antara rating-ranting dan daun-daun kecil itu. saat aku sedang rindu.

aku sering mengajaknya bicara. aku sering mengajakmu bicara. tapi kamu tak dengar.

kini pohon bunga yang kamu minta padaku untukku rawat, telah mati. pada hari Kamis saat di luar jendela hujan deras. aku tidak membunuhnya. tapi sekarang... aku sendiri tak bisa mengembalikan kehidupan yang ada pada dirinya. seperti cinta kita. kehidupan selalu menemui kematian. seperti cinta kita. yang telah lama mati. yang telah lama mati.

***
Andi Wi
Pakuncen, 23 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun