Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelas Ayat Patah Hati yang Tidak Membuatmu Patah Hati

16 Maret 2018   15:39 Diperbarui: 16 Maret 2018   16:02 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayat satu

Ternyata patah hati cuma begini. Kau meninggalkan saya dan hari-hari saya yang biasa, terulang lagi.

Ayat dua

Kebahagianku pertama kali adalah ketika ibuku menipuku kalau semua orang itu dasarnya baik. Hanya saja, setelah menyadari ketidaksempurnaannya mereka berubah jadi jahat. Dan di dunia ini tak ada orang yang sempurna.

Ayat tiga

Yang cuma ingin membuatku menanti lama tak lain adalah pintu toilet yang selalu tertutup. Saat semua hal juga rasanya tertutup, kadang-kadang aku juga berniat ingin menantinya.

Ayat empat

Ada satu hal yang selama ini ingin sekali kulakukan tapi tak bisa kulakukan. Aku ingin sekali melihat diriku sendiri saat tertidur kelelahan. Menyaksikan muka polosnya yang membuatku kasihan.

Ayat lima

Ternyata batas antara kesabaran dan memilih mengakhiri khayalan cuma setipis strimin nasi di meja makan. Tapi kau tak pernah tahu sampai kau sendiri melongoknya seperti dasar sumur.

Ayat enam

Ingatan jangka panjang manusia hanya berarti karena mereka masih hidup. Kematian selalu mengakhiri, dan patah hati hanya bagian dari ingatakan jangka pendek yang tak pernah mampu kita singkirkan.

Ayat tujuh

Konon sebentar lagi alien akan mengekspansi bumi kita. Menyerang kita yang lemah dan menginjaknya seperti kulit pisang. Tapi kitalah yang tergelincir.

Ayat delapan

Pengetahuan manusia terbatas. Pengetahuan kita terbatas.

Ayat sembilan

Manusia selalu mengambil keputusan salah. Bagusnya, manusia tak tahu caranya menyerah.

Ayat sepuluh ada dua

Ayat sepuluh A dan Ayat sepuluh B

Ayat sepuluh A

Kau tak perlu nampak tolol jika dirimu jenius. Kau juga tak perlu tepuk tangan jika ini masalah serius.

Ayat sepuluh B

Lawan dari ayat sepuluh A. Kau tak perlu merasa dirimu jenius jika sebenarnya dirimu tolol. Kau juga tak perlu serius jika menurutmu ini cukup lucu. Bertepuk tanganlah.

Ayat terakhir.

Ternyata patah hati cuma begini. Kau meninggalkan saya dan hari-hari saya yang biasa, terulang lagi. Kita harus merayakannya. Tak perlu serius. Bertepuk tanganlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun