Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermin | Anonim

7 Maret 2018   19:43 Diperbarui: 7 Maret 2018   19:46 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya seperti kisah romantis yang menyedihkan, kita berpisah.

Aku tahu kau tak menyukai kebohongan. Tapi ternyata beginilah garis bujur kita dipisahkan dengan begitu jujur.

Dulu, kupikir pertemuan kita adalah jalan cerita panjang yang disengaja diciptakan untuk awal kebahagiaan. Kutemui kau sebagai mobil mogok yang aku gang salah belok. Lalu kucintai kau sampai aku tak percaya mampu menerimamu apa adanya. Begitu pula denganmu, yang mula-mula mencintaiku sebatas kepala namun kemudian kau berpikir ingin mencintaiku dengan segenap kemampuanmu.

Saat memutuskan berpisah, kita yakin betul, saat itu kita bukanlah dua orang yang sedang gugup mengambil keputusan sehingga harus mengalami kepanikan lucu. Justru sebaliknya, kita dua orang yang benar-benar serius sekaligus siap jika setelah berpisah kita berarti harus memisahkan diri satu sama lain, yang hanya bisa bersatu kembali di album-album foto lama kita.

Meski begitu, kadang kala aku masih sering berpikir kita ini hanya sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Tentang hal sepele yang seringnya terjadi yang belakangan malah jadi masalah besar. Kau yang keras kepala dan aku yang tak mau mengalah. Namun dengan cara yang sama orang-orang lakukan, aku tahu, aku takkan bisa terus menghibur diri dengan cara seperti itu.

Berdua kita mungkin tak banyak tahu tentang perpisahan. Sampai hari ini kita menjalaninya.

Kau akan melupakanku dan itulah yang terjadi. Tapi dengan cara yang sama kau juga akan mengingatku ketika dirimu sedang berani-beraninya menghadapi masa lalumu sendiri. Aku juga akan melupakanmu dengan cara yang lebih keras dari sebelumnya.

Jika pertemuaan itu adalah takdir. Maka beginilah karma kita berakhir sebagai sepasang kekasih.

Andi Wi

7 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun