Ada seseorang yang bertanya pada saya: apa agama tokoh-tokoh rekaan fiksi saya.
Baiklah. Saya jelaskan. Tokoh-tokoh fiksi saya setidaknya diciptakan dengan sebuah identitas, nama, karakter, sifat dan lain-lain. Tokoh fiksi saya, saya memberinya pekerjaan jika mereka memang membutuhkannya. Atau jika mereka tidak cukup terampil untuk mengerjakan sesuatu, saya akan memberinya aktivitas apa saja yang membuat mereka sibuk dan tidak kesepian.
Tokoh-tokoh saya sangat cermat dalam menjalani hidupnya di dunia fiksi. Mereka seperti halnya kita; jatuh cinta, patah hati, terjebak dalam kubangan lumpur isap seperti babi sialan, atau digigit seekor anjing. Mereka juga memiliki cita-cita. Ingin membangun negara yang adil-makmur-beradab, ingin menembak mati pelaku koruptor, punya pendapat tentang pelakor, ingin berserikat dengan calon-calon mertuanya, atau ibu-ibu arisan, tukang sayur, atau seorang penyihir jika mereka memang ada.
Tokoh-tokoh fiksi saya seperti manusia pada umumnya. Makan, berak, dan menyembunyikan pensil di dalam tas kecilnya ketika mereka berangkat ke sekolah.
Mereka memesan teh. Memendam rindu a la ABG dan mereka juga menginginkan sebutir pil tidur untuk membuatnya lebih baik.
Mereka lahir dari rahim seorang ibu. Memiliki laki-laki yang kuat sebagai Ayah, dan juga mewarisi keduanya, sisi maskulin dan feminim yang sama sekali samar jika kita tidak terlalu dekat dengannya.
Mereka menangis dan tertawa dan menyadari dengan begitu banyaknya emosi yang terlibat, mereka nampak seperti sosok nyata. Hanya saja mereka memerlukan tubuh untuk membuatnya merasa hidup. Di waktu-waktu tertentu mereka juga punya kesempatan untuk membenci dirinya sendiri. Dan kecenderungan ingin bahagia melampaui harapan mereka.
Namun apa pendapat mereka tentang agama?
Tokoh Caius, dia dikenal lucu dan santai. Namun sebenarnya dia orang yang serius, akan menjelaskannya padamu, "Agama?"
Ya.
"Aku tidak tahu apa agamaku. Tapi aku cukup yakin, aku terlalu tolol jika harus menyampaikan agamaku adalah perahu layar. Yang canggih. Dengan perlengkapan mesin robotik modern dan kukuh. Tak ada gunung es yang sanggup menumbangkanya. Tapi sayang, aku bukan tipe orang yang suka berlayar. Itu saja."