Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Sore dan Rasa Bersalah

13 Agustus 2017   20:54 Diperbarui: 15 Agustus 2017   15:19 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena jika Anda berniat mengindahkannya. Atau berusaha kabur. Atau menunjukkan sikap liar manusia prasejarah lainnya, betul, saya tak akan segan-segan meng-hook muka anda tujuh kali. Ini merajuk pada yang kita ketahui umum tujuh dosa utama manusia. Dan jelas, Anda itu manusia. Saya bukan. Saya keledai!

Karena jika Anda memang benar-benar tidak mau mengganti rugi, biaya kerusakan sepeda motor saya, Anda berarti secara tidak langsung, telah turut andil memusnahkan peradaban manusia.

Kenapa saya ngomong begitu? Sebab seperti yang sudah saya bilang. Gaji saya kecil. Saya mesti bayar kontrakan rumah, tagihan listrik, air ledeng, makan sehari-hari, mengirim uang untuk kakak dan ibu saya di kampung, dan terakhir saya gunakan untuk mencicil angsuran sepeda motor itu, dan menyisihkan sebanyak 5% uang itu untuk menabung di bank. Dan selama mungkin saya dituntut harus bisa mempertahankan sirkulasi tersebut hingga batas waktu yang tak dapat ditentukan.

Dulu saya pernah ketika sedang berjalan-jalan sendirian di sebuah area terbuka, saya menemukan sebuah tas tergeletak. Saya cek isinya buntalan uang-uang yang dibungkus dengam rapi. Isinya uang semua. Tapi saya mendadak sedih. Sebab sejauh tak pernah ada orang yang suka, yang pada akhirnya tahu bahwa itu semua hanya mimpi.

Dan itu pula sebabnya saya belum-belum menikah hingga sekarang. Maka, jika anda mengabaikan urusan ganti rugi ini, itu artinya saya sendiri yang menanggung biaya kerusakan dengan uang tabungan saya yang tak seberapa, maka anda lah satu-satunya orang yang bertanggung jawab jika saya tak menikah-menikah.

Saya tak menikah. Maka saya tak punya istri, anak, cucu, cicit, dan seterusnya dan coba anda bayangkan jika anak saya yang seharusnya lima, dan masing-masing dari mereka punya lima anak, dan anak-anak mereka punya lima anak, dan seterusnya, jumlah itu pasti akan sangat fantastis. 1.289.454.968 manusia. Itu memang hitung-hitung asal-asalan. Tapi kengawuran kadang-kadang tepat. Dan itu artinya, anda dan perangkat tubuh anda yang bodoh itu sudah berkomplot untuk membunuh mereka bahkan sebelum mereka dilahirkan. Pembunuhan besar-besaran. Genosida. Dan yang lebih kejam lagi anda melakukanya sendiri. Hitler tidak sekejam Anda!

Maka, saya mohon, Anda bayar tanggung jawab Anda sebagai manusia berbudi luhur. Sebab saya yakin Anda pasti tak ingin kan membiarkan hal buruk menimpa orang lain. Terlebih itu karena kesalahan sepele Anda.

Sebab Anda tahu, jika satu saja segala hal terjadi tidak sesuai urutannya maka bisa dipastikan semuanya akan kacau.

"Jadi, bajingan tengik, kau harus bayar uang ganti rugi!"

Saya menatap kedua lelaki itu. Napas saya pendek-pendek dan sedikit tersengal. Tapi mungkin lima detik lagi keadaannya akan berbeda. Saya tak bisa bernapas seperti ini lagi. Apa yang harus saya lakukan? Saya harus jujur.

"Saya tak bawa dompet!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun