Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sebuah Kisah Darimu dan Kisah Ini Tercipta

23 Februari 2017   21:43 Diperbarui: 1 April 2017   09:02 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya tak ada lagi yang 
saya inginkan di dunia ini. 
kecuali rasa lapar, 
dan keinginan tidur 
siang
Jika saya memiliki uang, saya 
menabung. Jika sedang kepepet, 
saya melamun. Tapi buat apa? 
5000 tahun lalu sampai sekarang 
laut belum surut dari rasa garam
Kekasih saya yang saya cintai
telah pergi 
meninggalkan bekas ciuman
di telapak sepatu. Yang susah 
dibersihkan seperti permen karet
Ia mengikutiku. Kemana pun,
Sampai toilet umum. Rumah 
makan padang, hingga berhasil
menjelmakan wajahnya 
di air kobokan. 
"Kenapa kau di sini?" kata saya.

Aduh, aduh. Itu yang muncul 
di langit 
senyum melengkung 
warna-warni mijikuhibiniu ia lagi. 

Aduh, aduh. 
Menyebalkan sekali,
Tapi, meski begitu 
Ya tuhan. Saya terimakasih 
Sebab. Ia benar-benar ahli 
merampungkan 
Sajak-sajak rumpang 
Hingga saya berhasil jadi
penyair gadungan.

Hari Sejati, 01-02-2017 

(*) Thx buat Kak Nunik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun